Selasa 07 May 2024 17:41 WIB

Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel di UAD Sampaikan 10 Poin

Rektor UAD mengajak seluruh masyarakat memberi bantuan perjuangan Palestina.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Rektor UAD dalam Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel yang digelar di Aula Masjid Islamic Center UAD, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (7/5/2023).
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Rektor UAD dalam Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel yang digelar di Aula Masjid Islamic Center UAD, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (7/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel digelar seluruh sivitas akademika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Aula Masjid Islamic Center UAD, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (7/5/2023). Aksi tersebut bagian dari aksi yang digelar oleh Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (FR PTMA). Dalam aksi ini juga turut disampaikan 10 poin pernyataan yang disampaikan Rektor UAD, Muchlas.

Poin pertama, disampaikan Muchlas bahwa PTMA se-Indonesia yang tergabung dalam FR PTMA mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer yang sangat tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan.

Baca Juga

Kedua, Muchlas menyebut bahwa pihaknya mengapresiasi sebesar-besarnya dukungan mahasiswa, dosen, dan guru besar di seluruh dunia yang sudah berani menyuarakan hati nurani dan akal sehatnya menolak kejahatan genosida Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.

Ketiga, FR PTMA juga mengecam keras Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara-negara, serta pihak-pihak lain yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangan terhadap Palestina. 

“Keempat, meminta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel-Palestina,” kata Muchlas saat membacakan sikap FR PTMA di Aula Masjid Islamic Center UAD, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (7/5/2023). 

Kelima, pihaknya mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genosida warga Palestina. Keenam, pihaknya juga mengecam Organisasi Kerja Sama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negara-negara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara leluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.

Ketujuh, pihaknya mengapresiasi atas konsistensi dan keberanian Menteri Luar Negeri RI dalam berbagai forum dunia untuk terus membela dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina, menolak kejahatan Israel, serta mengkritik keras kemunafikan Barat dalam kasus konflik Israel-Palestina. 

Dalam aksi tersebut, FR PTMA juga meminta pemerintah Indonesia untuk tidak berpikir sedikitpun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genosida, Israel.

“(Poin sembilan), Atas nama hak asasi manusia dan amanat Konstitusi RI yang menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, serta aspek historis relasi Palestina, dan Indonesia melalui Prof Kahar Muzakir (Muhammadiyah), kami meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” ucapnya. 

Poin terakhir, Muchlas mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Seperti diketahui, Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (FR PTMA) menggelar Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel, Selasa (7/5/2024). FR PTMA yang membawahi 172 perguruan tinggi di seluruh Indonesia ini secara serentak menggelar aksi tersebut, salah satunya Universitas Ahmad Dahlan (UAD). 

Aksi ini digelar serentak yang disesuaikan dengan tiga zona waktu di Indonesia. Untuk Waktu Indonesia Barat (WIB) digelar pada pukul 10.00, untuk Waktu Indonesia Tengah (WITA) digelar pada pukul 11.00, dan untuk waktu Indonesia Timur (WIT) digelar pada pukul 12.00. 

Aksi ini digelar di lingkungan kampus masing-masing PTMA yang tergabung dalam FR PTMA. Namun, juga diperbolehkan untuk digelar di lokasi strategis lainnya. Sedangkan, untuk peserta aksi sendiri terdiri dari seluruh civitas akademika. Baik itu dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dari kampus masing-masing.

Di UAD, aksi ini digelar di lingkungan kampus, tepatnya di Aula Masjid Islamic Center UAD, Ringroad Selatan, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY. Aksi Bela Palestina di UAD ini digelar menyesuaikan waktu WIB yakni pukul 10.00.

UAD mengatakan bahwa aksi ini digelar dalam rangka merespon tindakan genosida Israel terhadap warga Palestina. Pasalnya, hingga saat ini sudah lebih dari 34 ribu warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 77 ribu orang terluka, dan indeks pembangunan manusia di Palestina yang mengalami kemunduran selama 40 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement