REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat menggandeng PT. Topindo untuk mengadopsi inovasi digital dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
"Seperti yang kita ketahui, pertanian menjadi salah satu sektor yang dapat mengadopsi inovasi digital sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Kolaborasi antara Gapoktan Nekat Maju dan PT Topindo Niaga Nusantara yang didukung oleh Bank Indonesia, merupakan salah satu contoh nyata upaya digitalisasi pertanian yang sedang berlangsung," kata Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson di Pontianak, Sabtu (7/5/2024).
Harisson menjelaskan, penguatan dan pengembangan klaster pangan yang diinisiasi oleh Bank Indonesia menjadi tonggak penting dalam merampingkan rantai pasok pangan dan memperkenalkan solusi digital untuk penjualan hasil pertanian.
"Melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Implementasi Digital Farming, para pihak sepakat untuk menggunakan aplikasi Topindoku untuk memudahkan penjualan hasil pertanian secara merata," katanya.
Dia juga menyoroti peran Bank Indonesia dalam mendukung petani dari hulu ke hilir. Dengan adanya kerjasama dengan Topindoku, petani dapat menjual produknya secara langsung dan mendapatkan harga yang lebih baik secara online.
Menurutuya, kemitraan antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Nekat Maju dan PT Topindo Niaga Nusantara tidak hanya menjadi langkah maju bagi pertanian lokal, tetapi juga menjadi contoh bagaimana digitalisasi dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam mengatasi tantangan pangan.
"Ini adalah langkah penting dalam menjadikan pertanian lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan melalui pemanfaatan teknologi digital," kata Harisson.
Direktur Utama PT Topindo Niaga Nusantara, Yasdi Ismandar, menekankan pentingnya digitalisasi dalam mengatasi inflasi pangan. Platform Topindoku menjadi sarana untuk memasarkan hasil beras lokal dari Gapoktan Nekat Maju secara digital, memungkinkan akses yang lebih luas bagi masyarakat.
"Dalam upaya nyata menghadapi tantangan inflasi pangan, kami menawarkan program inovatif yang bertujuan untuk merampingkan rantai pasok pangan dan memperkenalkan solusi digital terdepan untuk penjualan hasil pertanian," kata Yasdi.