Sabtu 27 Apr 2024 15:01 WIB

Gedung Linggarjati, Saksi Sengitnya Bangsa Indonesia Mempertahankan Kedaulatan

Selama perundingan, Soekarno memberikan mandat kepada Sutan Syahrir untuk memimpin.

Pelajar melintasi halaman Gedung Perundingan Linggarjati yang berhias 10.001 Bendera Merah Putih di Kuningan, Jawa Barat, Kamis (11/8/2022). Pemasangan 10.001 Bendera Merah Putih tersebut dalam rangka menyambut perayaan HUT ke-77 Kemerdekaan RI.
Foto:

Setelah pertemuan itu, tepatnya pada 1921, Tersana mengubah gubuk sederhana milik Jasitem menjadi hunian semi permanen dengan menambahkan beberapa tembok di bagian fasadnya.

Banguan tersebut dijadikan sebagai tempat peristirahatan pasangan itu. Kemudian, sekitar 1930-an, bekas gubuk ini dijual kepada pengusaha bernama JJ van Os, sedangkan Jasitem ikut bersama Tersana pindah ke Belanda.

Properti di kaki Gunung Ciremai tersebut, kemudian direnovasi oleh pengusaha itu menjadi lebih megah dengan luas mencapai 1.052 meter persegi dan memiliki delapan kamar tidur.

Pada 1935, gedung tersebut dikontrak oleh rekan JJ van Os, yakni Heiker untuk dijadikan wisma yang bernama Hotel Restroond. Tujuh tahun berselang, bangunan itu kemudian diambil alih Jepang dan diganti nama menjadi Hotel Hokai Ryokai.

Pejuang Indonesia akhirnya dapat merebut gedung ini pada 1943, yang selanjutnya difungsikan sebagai markas, sekaligus menjadi dapur umum. Setelah tahun 1945, nama Gedung Linggarjati berubah lagi menjadi Hotel Merdeka karena berganti kepemilikan, dan bertahan terus sampai tahun 1946.

Perjanjian Linggarjati...

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement