REPUBLIKA.CO.ID, oleh Afrizal Roskhul Ilmi, Antara
Pelatih timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong (STY) mengatakan bahwa, dirinya sudah tahu Garuda Muda akan melaju sampai semifinal Piala Asia U-23 2024 Qatar bahkan sebelum turnamen dua tahunan itu dimulai pada 15 April. Dan, pada Kamis (25/4/2024) waktu setempat atau Jumat (26/4/2024) dini hari WIB di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Shin membawa Garuda Muda melaju ke semifinal setelah menyingkirkan negaranya sendiri Korea Selatan melalui drama adu penalti 11-10, seusai bermain imbang 2-2 selama 120 menit.
“Saya mengenal mereka dengan sangat baik dan satu-satunya hal yang perlu saya berikan kepada mereka adalah motivasi, jika saya bisa melakukan itu, maka saya yakin kami bisa mendapatkan hasil bagus," kata Shin seusai laga, dikutip dari laman resmi AFC, Jumat.
“Saya mengatakan kepada anak-anak untuk mempercayai saya dan mengikuti saya dan (bersama), kami bisa mencapai final. Saya pikir kepercayaan diri yang saya berikan kepada para pemainlah yang telah membawa kami sejauh ini," tambahnya.
Rafael Struick memborong dua gol Indonesia yang tercipta di babak pertama (15', 45+3'). Sementara Korea Selatan asuhan pelatih Hwang Sun-hong mencetak gol melalui gol bunuh diri Komang Teguh (45') dan mencetak gol pada 10 menit terakhir laga melalui Jeong Sang-bin (84') setelah mereka kehilangan Lee Young-Jun yang terkena kartu merah (70').
Dilihat dari statistik pertandingan, Indonesia unggul dari segala aspek positif yang menunjukkan bahwa Garuda muda memiliki peluang lebih besar untuk memenangi pertandingan tanpa melalui adu penalti. Dari sisi penguasaan bola yang menjadi Indikator dominasi permainan, Indonesia unggul 53 persen dibanding Korea Selatan yang melakukan penguasaan bola 47 persen.
Dengan penguasaan bola yang lebih dominan tersebut, menunjukkan bahwa pelatih Shin Tae-Yong cukup berhasil menerapkan strategi permainan kolektif dengan operan pendek dari kaki ke kaki untuk meredam kecepatan para pemain Korsel. Akurasi operan timnas Indonesia juga bisa dikatakan sangat baik yakni mencapai 81 persen dari 539 operan, jauh lebih bagus dari Korsel yang tingkat akurasinya 79 persen dari 468 operan. Ini memperlihatkan bahwa para pemain Korsel lebih ceroboh dalam mengoper bola.
Indonesia juga menunjukkan lebih gigih dalam upaya menjebol gawang lawan terlihat dari jumlah tembakan yang dilakukan sebanyak 21 kali dan 5 di antaranya mencapai sasaran gawang lawan. Sedangkan Korsel hanya melakukan 8 kali tembakan dan hanya dua tembakan yang tepat mengarah ke gawang Ernando Ari Sutaryadi.
Para pemain Indonesia juga tampil lebih agresif salah satunya dari indikator pelanggaran. Para pemain Indonesia total melakukan 20 kali pelanggaran berbanding 15 kali pelanggaran yang dilakukan para pemain Korsel.
Hal yang menarik, meskipun lebih sering melakukan pelanggaran, tapi wasit lebih banyak memberikan kartu hukuman kepada Korsel. Indonesia hanya menerima dua kartu kuning yang diterima Rafael Struick dan Ivar Jenner, sedangkan Korsel menerima 3 kartu kuning plus 1 kartu merah.
Assalamu'alaikum, semifinal! pic.twitter.com/OSBskdC2jX
— Timnas Indonesia (@TimnasIndonesia) April 25, 2024