REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelolaan sampah menjadi sebuah prioritas yang tidak bisa diabaikan oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia. Dengan jumlah limbah yang telah mencapai 68,5 juta ton setiap tahun, dan 3,2 juta ton di antaranya adalah sampah plastik, menjadi suatu keharusan bagi kita semua untuk bertindak. Inisiatif dalam mengatasi masalah sampah plastik ini semakin mendesak mengingat pemerintah Indonesia telah berhasil mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut sebesar 35,36 persen. Namun, untuk mencapai target yang lebih ambisius, yaitu menekan sampah plastik ke laut hingga 70 persen pada tahun 2025, diperlukan kerjasama lintas sektor.
Prinsip dan edukasi tentang pentingnya tidak membuang sampah sembarangan harus dimulai dari segala aspek kehidupan, baik dari rumah, sekolah, fasilitas umum, tempat kerja, maupun tempat ibadah. Masjid Istiqlal, sebagai salah satu tempat ibadah terbesar di Indonesia, menghasilkan jumlah sampah yang signifikan, terutama selama bulan Ramadan ketika jumlah jemaah meningkat. Untuk mendukung hal tersebut, Aqua memberikan bantuan berupa satu mobil pengangkut sampah untuk operasional lingkungan Masjid Istiqlal.
Kepala Bidang Peribadatan Masjid Istiqlal, Bukhori Sail Attahiri menyampaikan apresiasinya atas upaya pengelolaan sampah ini. "Program ini sangat bermanfaat bagi kami karena kami menghasilkan jumlah sampah yang sangat besar, terutama selama bulan Ramadan. Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi masjid-masjid lain di Indonesia untuk melakukan hal serupa," ujarnya.
Bukhori menjelaskan, program pengolahan sampah ini akan memperlancar proses pembuangan limbah supaya bisa teradministrasi dengan baik, terlebih produksi sampah di Masjid Istiqlal bisa mencapai 2 truk dalam sehari. Dia berharap apa yang dilakukan Masjid Istiqlal bisa dicontoh seluruh masjid yang ada di Indonesia.
"Harapannya ke depan dengan program ini masjid yang lain bisa mengikuti atau kerjasama dengan banyak pihak seperti swasta atau pemerintah sehingga terjalin kerjasama bagus agar bisa dikembangkan lebih jauh," katanya.
Program kolaborasi itu dilakukan Aqua dan Masjid Istiqlal melalui Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia (Gradasi) dan juga dilakukan di berbagai rumah ibadah lain di seluruh Indonesia. Saat ini sebanyak 137 masjid, 46 gereja, 2 wihara, 228 sekolah dan pesantren, 8 universitas dan 328 komunitas masyarakat telah bergabung dalam program Gradasi. Program Gradasi telah berhasil mengumpulkan sampah hingga 280 ton dalam periode 2019-2023. Sampah yang terkumpul kemudian dikelola Kembali untuk didaur ulang dan bisa menjadi bahan baku botol baru ataupun barang lain yang bernilai ekonomi.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marinves, Rofi Alhanif menilai positif kolaborasi yang dilakukan Aqua dan Masjid Istiqlal. Menurutnya, kolaborasi itu telah mengembangkan pengelolaan sampah yang lebih baik.
Rofi menjelaskan, pengelolaan sampah yang optimal tidak hanya bisa menghindari kebocoran sampah ke lingkungan, tetapi masyarakat juga bisa mendapatkan nilai ekonomi apabila bisa memilah sampah dengan benar.
"Dan nilai ekonomi ini menjadi sedekah kepada masjid dan masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Lebih lanjut, ia berharap kolaborasi ini nantinya bisa direplikasi, bukan ke masjid saja tapi ke tempat ibadah lain. Dia menilai, program ini merupakan gerakan sosial yang memiliki banyak manfaat bukan dari lingkungan saja tetapi sosial ekonomi masyarakat. Program ini telah membantu upaya pemerintah dalam mengurangi sampah melalui perubahan perilaku masyarakat. Publik didorong untuk ikut bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan dan mendapatkan manfaat dari limbah tersebut.
"Kami sangat berharap inovasi dan kolaborasi ini bisa menjadi gerakan nasional yang mengubah perilaku masyarakat yang lebih bertanggung jawab pada pengolahan sampah," katanya.
Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto menjelaskan, pemberian mobil pengumpul sampah ini diharapkan bisa menjadi bahan dakwah sekaligus memberikan edukasi kepada umat akan kebersihan lingkungan.
Permasalahan sampah diakui tidak mungkin dikerjakan sendiri. Vera melanjutkan, kolaborasi bersama Masjid Istiqlal merupakan komitmen AQUA untuk terus bisa menjaga kebersihan lingkungan terutama dari kemasan sampah plastik pascakonsumsi.
"Selanjutnya, Aqua akan terus berkolaborasi dan berkomitmen untuk menjalankan bisnis yang penuh tanggung jawab terhadap lingkungan. Menurutnya, kolaborasi Aqua dan Masjid Istiqlal bisa dicontoh oleh tempat ibadah lainnya," kata dia.
“Kolaborasi bersama Masjid Istiqlal ini bukanlah yang pertama bagi kami. Sebelumnya kami juga telah menjadi bagian dalam berbagai program pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang di kembangkan bersama Masjid Istiqlal seperti pengembangan program sedekah sampah, kajian Ramadan dan edukasi seputar lingkungan dan kesehatan, serta pemberdayaan dan sertifikasi halal bagi UMKM binaan Masjid Istiqlal".