Jumat 29 Mar 2024 13:10 WIB

TNI Gunakan Super Hercules Kirim Bantuan ke Gaza Melalui Yordania

Misi pesawat C-130 J Super Hercules beserta 27 prajurit TNI memerlukan waktu 10 hari.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengecek bantuan kemanusiaan di Apron Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengecek bantuan kemanusiaan di Apron Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat baru Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) C-130 J Super Hercules dengan nomor ekor A-1340 memulai misi perdananya mengirimkan bantuan dari rakyat Indonesia untuk Palestina di Gaza yang bakal diturunkan dari atas ketinggian (airdrop).

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melepas keberangkatan pesawat C-130 J Super Hercules beserta 27 prajurit TNI yang mengangkut bantuan itu di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2024). Panglima berpesan mereka dapat menjalankan tugas itu dengan sungguh-sungguh.

Baca: TNI Kirim Bantuan ke Palestina Melalui Yordania Pakai Metode Airdrop

Pasalnya, misi tersebut merupakan wujud kepercayaan pemerintah dan negara kepada TNI. "Untuk itu laksanakan tugas mulia ini dengan penuh rasa tanggung jawab," kata Jenderal Agus saat upacara keberangkatan.

"Utamakan faktor keamanan dan laksanakan semua prosedur dengan teliti, melaksanakan semua prosedur dengan teliti, melaksanakan koordinasi melekat dengan semua pihak terkait demi kelancaran visi ini. Laporkan setiap perkembangan situasi sesuai rantai komando," ucap Agus menambahkan.

Dalam misi itu, TNI mengangkut bantuan dari Indonesia untuk diturunkan sementara di Yordania. Di Yordania, bantuan itu yang di antaranya mencakup perangkat penurunan barang berupa payung udara orang (PUO) dan payung udara barang (PUB).

Baca: Dikunjungi AHY, Panglima TNI Kenakan Seragam Loreng Kamuflase Terbaru

Dua perangkat itu nanti digunakan oleh AU Yordania untuk menurunkan bantuan dari Indonesia ke wilayah Jalur Gaza, Palestina. Jenderal Agus menjelaskan, PUO mampu menurunkan muatan seberat 100 kilogram sekali penerjunan. Sementara PUB sanggup menurunkan muatan seberat 15 ton sekali penerjunan.

Dalam misi kemanusiaan untuk rakyat Palestina, sambung dia, ada 900 perangkat payung udara orang, dan 50 set peralatan low-cost low-altitude (LCLA) untuk menyalurkan bantuan kemanusian melalui metode airdrop. Semua bantuan kemanusiaan itu saat ini sebagian besar telah disiapkan di Yordania oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Sementara itu, pasukan yang tergabung dalam misi ke Palestina dipimpin oleh Kolonel Pnb Noto Casnoto yang sehari-hari bertugas sebagai Komandan Wing (Danwing) I Lanud Halim Perdanakusuma. Pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Noto, terdiri atas 15 kru C-130 J Super Hercules dan dua prajurit Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).

Baca: Suaminya Gagal Jadi Danjen Kopassus, Uli Sempat Protes ke Luhut

Kemudian, empat prajurit dari tim pendukung yaitu dari perbekalan udara dan satuan pemeliharaan, dua prajurit untuk dokumentasi, satu prajurit yang berdinas di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), satu diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dan satu prajurit Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.

Pesawat C-130 J Super Hercules dijadwalkan menempuh perjalanan selama tiga hari dari Jakarta ke Yordania, dengan transit di Aceh, Myanmar, India, dan Uni Emirat Arab (UEA). Hal itu dilakukan untuk mengisi bahan bakar.

Kemudian untuk rute kembalinya dari Yordania, pesawat angkut terbaru TNI AU tersebut bakal transit di UEA, India, Myanmar, Aceh, dan mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Total perjalanan pulang dan pergi kurang lebih 10 hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement