Jumat 22 Mar 2024 15:33 WIB

Warga Terdampak Banjir di Demak Berharap Normalisasi Sungai Dilakukan

Jokowi mengunjungi posko pengungsian warga terdampak banjir.

Warga menyaksikan rumah yang terendam banjir di Desa Ketanjung, Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Ahad  (17/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat banjir yang menerjang Kabupaten Demak sejak Rabu (13/3) hingga Ahad   (17/3) karena jebolnya tanggul Sungai Irigasi Jratunseluna serta tanggul Sungai Wulan itu menyebabkan ribuan rumah terendam dan 27.254 KK di 88 desa dari 11 kecamatan terdampak. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/nym.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Warga menyaksikan rumah yang terendam banjir di Desa Ketanjung, Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Ahad (17/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat banjir yang menerjang Kabupaten Demak sejak Rabu (13/3) hingga Ahad (17/3) karena jebolnya tanggul Sungai Irigasi Jratunseluna serta tanggul Sungai Wulan itu menyebabkan ribuan rumah terendam dan 27.254 KK di 88 desa dari 11 kecamatan terdampak. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/nym.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Warga terdampak banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengharapkan pemerintah agar melakukan normalisasi sungai dan terus memberikan perhatian terhadap warga terdampak banjir di kabupaten tersebut.

Warga juga turut menyampaikan harapannya untuk bisa segera pulang ke rumah dan memulai aktivitasnya kembali.

Baca Juga

"Pemerintah agar cepat menanggulangi tanggul yang jebol, supaya tidak banjir lagi. Kasihan rakyatnya yang tidak bisa kerja, tidak bisa cari uang, sawah dan harta benda kena banjir," kata Fitri, salah satu warga terdampak banjir sebagaimana keterangan resmi Biro Pers Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi posko pengungsian warga terdampak banjir di SMK Ganesa Demak, Kabupaten Demak, Jumat.

Sementara itu, Siti Maesaroh dan Sumartini adalah beberapa di antara banyak warga yang berbagi pengalaman mereka selama masa pengungsian.

Siti Maesaroh, salah satu pengungsi banjir di SMK Ganesa Demak, Kabupaten Demak, pada Jumat menceritakan bahwa dia dan keluarganya dievakuasi ke posko pengungsian pada waktu sahur. Saat itu, ia juga mendapatkan peringatan bahwa tanggul Kali Wulan jebol.

"Waktu itu diberitahu tanggul Kali Wulan jebol. Terus disuruh siaga satu, waspada, terus dievakuasi, mengungsi," katanya.

Menyangkut kondisi barang-barangnya, Siti menjelaskan bahwa dia bersama warga lain sudah menyiapkan barang-barang sebagai antisipasi banjir.

"Disuruh siap-siap, terus kami semua siap-siap pada ngumpulin barang-barang," ujarnya.

Sementara itu, Sumartini, pengungsi di Wisma Halim, Kabupaten Demak, menceritakan perjuangannya selama masa banjir. Ia menyampaikan bahwa mulai hari pertama hingga hari terakhir di pengungsian, para warga berusaha menyelamatkan barang-barang dan memompa air agar dapat mengurangi genangan di rumahnya.

"Kebetulan hari terakhir ini sudah disedot sama bupati. Alhamdulillah bisa kurang airnya," katanya.

Sumartini pun berharap pemerintah dapat melakukan normalisasi sungai dan terus memberikan perhatian terhadap warga terdampak. Kehadiran Presiden Jokowi ke posko pengungsian juga memberikan semangat kepada para warga terdampak banjir.

"Alhamdulillah, Pak Jokowi hadir, beliau peduli sama warga. Bupati juga, camat juga. Alhamdulillah ada Pak Jokowi, terima kasih banget telah memperhatikan warganya," ucap dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement