Kamis 21 Mar 2024 09:04 WIB

Hasil Resmi Pemilu 2024: Prabowo-Gibran Menang, PPP dan PSI tak Capai 4 Persen

PPP dan PSI terancam tak lolos ke parlemen karena tak lampaui ambang batas parlemen.

Rep: Bayu Adji P, Febryan A/ Red: Andri Saubani
Presiden terpilih Prabowo Subianto didampingi partai  pengusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) menyampaikan pidato kemenangan di kediamannya  di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi memenangkan pilpres pada Pemilu 2024 setelah ditetapkan oleh KPU berdasarkan hasil dari rekapitulasi nasional. Pasangan Prabowo-Gibran berhasil unggul di 36 Provinsi dengan perolehan suara sah sebanyak 96.214.691 suara, disusul pasangan capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar unggul di 2 provinsi sebanyak 40.971.906 suara dan pasangan capres dan cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD 27.040.878 suara.
Foto:

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Achmad Baidowi mengaku cukup terkejut dengan hasil itu. Pasalnya, hasil itu berbeda dengan data internal partai berlogo kabah itu, di mana perolehan suara PPP secara nasional diklaim mencapai 4,04 persen.

"Ya sekitar 4,04 atau 4,05 persen. Jadi memang dari yang diumumkan oleh KPU, kalau berdasarkan rekapitulasi tidak jauh berbeda. Ada selisih 100-250 ribu suara," kata dia di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu malam.

Awiek, sapaan akrab Achmad Baidowi, mengatakan, tugas partainya saat ini adalah memastikan kelengkapan data untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut dia, tim hukum PPP juga sudah siap untuk melakukan gugatan. 

Bahkan, ia menambahkan, pihaknya telah melakukan gugatan kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) pada Rabu sore. Gugatan itu terkait dengan adanya salah input dan salah hitung di beberapa provinsi.

"Insyaallah itu nanti juga akan menjadi lampiran pengajuan kepada Mahkamah Konstitusi," kata dia.

Awiek menyebutkan, pergersaran suara PPP paling banyak terjadi di Papua, termasuk di Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua. Menurut dia, pergersaran suara itu cukup signifikan. 

"Sudah kita laporkan ke Bawaslu, karena di situ memang mekanismenya. Noken, khususnya Papua Tengah dan Papua Pegunungan," kata dia.

Ia menambahkan, pergersaran suara PPP juga disebut terjadi di Provinsi Jawa Barat. Menurut dia, ada pergeseran dan ada penggelembungan dari partai lain yang merugikan PPP. 

"Juga (ada) ketidakwajaran suara sah di sejumlah dapil. Itu juga menjadi sorotan bagi kami," kata dia.

Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Nusa Tenggara Barat, Muh Akri berharap akan ada keajaiban menyusul rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat nasional partai berlambang Ka'bah itu tak lolos ambang batas parlemen empat persen.

"Terkait keputusan rapat pleno KPU malam ini. Mudah-mudahan ada keajaiban," kata Akri menanggapi hasil Rapat Pleno KPU RI dihubungi dari Mataram, Rabu.

Akri mengaku membenarkan dan tidak menyangka partai yang dinaunginya tak lolos ambang batas parlemen empat persen dari suara sah secara nasional atau minimal 25 persen dari total suara sah di satu provinsi. "Iya begitulah," ujarnya.

Sampai berakhirnya pleno rekapitulasi suara, suara PPP mentok di angka 5.878.777 atau 3,87 persen. Artinya minus sekitar 200-an ribu lebih suara. "Harus cari 0,22 persen atau 200 ribu lebih suara baru bisa penuhi 4 persen," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement