Rabu 20 Mar 2024 13:14 WIB

Pengamat Sebut Airlangga Jadi Faktor Utama Melonjaknya Suara Golkar

Airlangga dinilai tepat menempatkan caleg di sejumlah daerah yang berpotensi menang.

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyampaikan hasil rapat pleno evaluasi Pemilu 2024, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Ahad (10/3/2024) malam.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyampaikan hasil rapat pleno evaluasi Pemilu 2024, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Ahad (10/3/2024) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) R Wijaya Dg Mapasomba menilai melonjaknya perolehan suara Partai Golkar di Pemilu 2024 disebabkan adanya sosok Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto. Ia menyebut, kepemimpinan Airlangga mampu memimpin dan menggerakkan mesin politik partai secara masif.

Hal itu membuat kader mampu berkontribusi pada kemenangan Golkar dan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. "Ini harus diakui bahwa pengaruh Airlangga yang membangun konsolidasi yang kuat dari internal sampai ke masyarakat paling bawah menyebabkan lonjakan suara Partai Golkar," kata Wijaya di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Baca Juga

Berdasarkan penghitungan internal Partai Golkar, partai berlambang pohon beringin itu unggul di 15 dari 38 provinsi pada kontestasi Pemilu 2024. Bahkan, Golkar memperoleh 102 kursi DPR RI, melonjak dibandingkan di Pemilu 2019 yaitu 85 kursi.

Sementara itu, data Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar menunjukkan sebanyak 75-80 persen pendukung Partai Golkar memilih pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran sehingga akhirnya meraih suara 58 persen.

Menurut Wijaya, selain faktor Airlangga Hartarto, kemenangan Golkar juga disebabkan militansi kader yang terjun langsung di tengah masyarakat untuk menyerap aspirasi. Wijaya mengatakan, hal tersebut tidak lepas dari peran Airlangga sebagai nakhoda partai, sehingga jumlah perolehan kursi Partai Golkar naik signifikan.

"Kalau suara partai naik kan pasti tergantung siapa Ketua Umumnya, nah pada saat ini kan Airlangga Ketua Golkar berarti keberhasilan ini suatu pembuktian dari kepemimpinan beliau," ujarnya.

Kemudian, kata Wijaya, Airlangga tepat menempatkan calon legislatif (caleg) di sejumlah daerah yang berpotensi menang. "Inilah kehebatan Airlangga pendekatannya kepada figur yang berpengaruh di daerah itu, kemudian diusung menjadi caleg Golkar, akhirnya terbukti banyak caleg Golkar yang lolos ke Parlemen dan ini tidak bisa dinafikan bahwa memang kerja Airlangga,'' tegasnya.

Wijaya mengaku tak setuju adanya anggapan suara Partai Golkar naik signifikan lantaran efek mengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Justru sebaliknya menurut dia, berkat Partai Golkar perolehan suara Prabowo-Gibran naik di beberapa daerah. 

"Kalau ada yang mengatakan bahwa suara Partai Golkar naik karena mengusung Prabowo-Gibran, ya saya pikir tidak tepat. Karena Golkar merupakan partai besar dan salah satu partai tertua, tidak mungkin mengejar efek ekor jas Prabowo-Gibran," tuturnya.

Selain itu, tambah Wijaya, kemenangan Partai Golkar di 15 provinsi juga tidak lepas dari hasil kerja Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Sebelumnya, Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan mengakui kemampuan Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar, sehingga perolehan suara partai melonjak signifikan dalam Pemilu 2024.

“Saya ingin mengucapkan selamat kepada Golkar, Pak Airlangga dengan kepemimpinannya yang membawa Golkar pada posisi saat ini, mungkin kita masih ingat beberapa waktu lalu banyak yang mempertanyakan bagaimana Golkar termasuk saya sendiri,” kata Luhut dalam kegiatan syukuran partai di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (15/3/2024).

Dia menilai saat ini Golkar adalah partai yang cerdik, karena di bawah kepemimpinan Airlangga mampu membaca peta politik di daerah. Selain itu menurut dia, jajaran partai semakin solid dengan satu komando mendengar instruksi DPP Partai Golkar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement