Jumat 15 Mar 2024 16:37 WIB

Fenomena Split-Ticket Voting Sebabkan Prabowo-Gibran Menang di Kandang Banteng

Jateng selama ini diyakini sebagai kandang banteng dan penghasil suara terbesar PDIP.

Foto udara calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto berorasi saat kampanye akbar bertajuk kirab kebangsaan di Semarang, Jawa Tengah.
Foto:

Pakar ilmu politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina mengatakan bahwa Jawa Tengah menjadi contoh kuatnya politik berbasis figur terhadap kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di kandang banteng. "Pilihan terhadap pasangan calon mengindikasikan kuatnya politik berbasis figur," ujar Caroline, Jumat.

Dia menilai Presiden Joko Widodo masih cukup berpengaruh di Jawa Tengah. Oleh karena itu, dirinya menuturkan agar kondisi seperti ini menjadi catatan bagi partai politik termasuk PDI Perjuangan untuk terus melakukan fungsi kaderisasi dan kandidasi agar memunculkan figur-figur yang dikenal dan diterima publik.

"Ini juga menjadi catatan penting bagi partai tentang perlunya dukungan kelembagaan terhadap paslon yang diusungnya," ujarnya.

Sebelumnya, pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengajak warga masyarakat untuk melihat secara objektif terkait keunggulan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah, yang telah disahkan oleh KPU RI dalam rekapitulasi tingkat nasional. Dia menilai keunggulan tersebut merupakan hasil dari kinerja tim sukses pasangan itu yang menginginkan untuk merebut suara dari daerah yang menjadi basis lawan-lawannya.

"Karena kita tahu di Jawa Tengah ini banyak tokoh-tokoh yang mendukung Prabowo-Gibran, di DKI juga kelihatannya tim suksesnya habis-habisan untuk bisa memenangkan DKI, seperti itu," kata Ujang saat dihubungi di Jakarta, Selasa (12/3/2024). 

Ujang pun mengatakan, bahwa keunggulan Prabowo-Gibran di dua daerah tersebut telah diprediksi sebelumnya. Selain dua daerah tersebut, dia memprediksi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu unggul di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.

Dalam politik elektoral, menurutnya basis-basis lawan kerap menjadi target untuk ditaklukkan demi memenangkan pemilu, sehingga keunggulan pasangan tersebut di Jawa Tengah dan DKI Jakarta merupakan hal yang wajar.

"Sejatinya kemenangan atau kekalahan di pilpres itu menjadi sesuatu yang biasa, ada kalah dan ada menang, yang menang jangan sombong, yang kalah tidak usah sakit hati," katanya.

Walaupun begitu, dia mengatakan masyarakat pun tetap bisa berpartisipasi apabila menemukan dugaan kecurangan dalam pelaksanaan pemilu, dengan cara melaporkan ke saluran yang telah disediakan. "Saluran itu, yakni Bawaslu dam Mahkamah Konstitusi (MK). Apapun dugaan kecurangan, ya tinggal laporkan saja, ke Bawaslu dan ke MK, jadi semuanya ada kanal demokrasi dan salurannya," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement