REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan terjadi 19 kali erupsi Gunung Api Ile Lewotolok pada Jumat (1/3/2024), mulai pukul 00.00-06.00 Wita.
“Mulai pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita pagi ini berdasarkan catatan ada 19 kali letusan yang terjadi di puncak kawah gunung tersebut," kata Petugas Pemantau Gunung Ile Lewotolok Fajaruddin M Balido dalam laporan dari Lembata, Jumat. Dari 19 kali letusan itu, kata dia, kolom abu di kisaran tinggi 100-300 meter dan warna asap putih serta kelabu.
Ia mengatakan, 19 kali letusan itu mengakibatkan gemuruh lemah di puncak gunung yang saat ini sudah naik status menjadi Siaga akibat terjadi peningkatan aktivitas vulkanik. Aliran lava masih teramati di sektor tenggara dengan jarak lebih kurang dua kilo meter dari kawah dan sektor selatan lebih kurang 600 meter.
Saat terjadi letusan, kata dia, secara visual gunung kelihatan dengan jelas, sedangkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25-100 meter di puncak kawah. Secara keseluruhan, berdasarkan laporan disampaikan Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, terhitung sejak pukul 00-00 hingga 24.00 Wita pada Kamis (29/2), terdapat kurang lebih 74 kali erupsi gunung itu.
Dia mengatakan, hingga saat ini aktivitas vulkanik gunung api yang pernah erupsi pada akhir November 2020 itu, mengalami peningkatan. Oleh karena itu, pihaknya mengeluarkan rekomendasi berupa larangan masyarakat sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, serta wisatawan memasuki dan melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut.
Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki dan wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh empat kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
Warga diimbau mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian, selatan dan tenggara puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok.