Jumat 23 Feb 2024 18:02 WIB

Kemenhan Beri Sertifikat NCAGE kepada Panorama Graha Teknologi

PT Panorama Graha Teknologi telah bermitra dengan Kemenhan sejak berdiri tahun 1976.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Komisaris Utama PT Panorama Graha Teknologi, Aloys Sutarto.
Foto: Republika.co.id
Komisaris Utama PT Panorama Graha Teknologi, Aloys Sutarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Panorama Graha Teknologi sebagai bagian dari Multiintegra Technology Group, salah satu perusahaan industri pertahanan terdepan di Indonesia, mendapat sertifikat NATO Commercial and Government Entity (NCAGE) pada pengujung Januari 2024.

Sertifikat tersebut diserahkan secara resmi oleh Kapuskod Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertanahan (Baranahan Kemenhan) selaku Direktur National Codification Bureau (NCB) Indonesia Laksamana Pertama Mochamad Taufiq Hidayat kepada Komisaris Utama PT Panorama Graha Teknologi, Aloys Sutarto.

"Kami sangat merasa terhormat dapat ditunjuk sebagai perusahaan industri pertahanan dari Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan, dan ditunjuk sebagai anggota NATO NCAGE," ujar Aloys pada saat penerimaan sertifikat di kantor Kemenhan RI, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Baca: Berikut Isi Surat Ucapan Selamat dari Presiden Erdogan untuk Prabowo

PT Panorama Graha Teknologi telah bermitra dengan Kemenhan sejak berdiri tahun 1976. Pada 2020, perusahaan tersebut secara resmi juga mendapatkan Surat Penetapan Sebagai Industri Pertahanan untuk produk alpalhankam dari Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kemenhan RI.

Sebagai salah satu pemegang sertifikat industri pertahanan, kata Aloys, PT Panorama Graha Teknologi senantiasa meningkatkan kualitas produk dan jasa. Hal itu untuk dapat memaksimalkan potensi perusahaan, baik di lingkup dalam negeri maupun luar negeri.

Salah satu upaya yang dilakukan menuju sasaran atau pencapaian visi tersebut, adalah dengan mendaftarkan diri sebagai anggota NATO NCAGE ke Puskod Baranahan Kemenhan. Keberadaan perusahaan tidak hanya sebagai entitas komersial, tetapi juga memberdayakan sumber daya manusia di Indonesia.

Langkah itu untuk penguasaan dan pengelolaan teknologi pertahanan sebagai salah satu sarana untuk menjaga kedaulatan wilayah di ranah digital. "Kami bertekad untuk dapat lebih memajukan industri pertahanan di Indonesia sehingga dapat mewujudkan visi dari Kementerian Pertahanan, yaitu terwujudnya pertahanan negara yang tangguh," kata Aloys.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement