Rabu 21 Feb 2024 06:52 WIB

Anies dan Muhaimin akan Istikamah di Jalan Perubahan

"Kami terus di jalan perubahan!" tegas Anies dan Muhaimin.

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menyapa pendukung sebelum menyampaikan keterangan pers di posko pemenangan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Pada keterangan pers tersebut Anies dan Muhaimin menyampaikan masih menunggu keputusan resmi rekapitulasi penghitungan suara dan akan menghormati hasil akhir  yang dikeluarkan dari KPU.
Foto:

Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) Pilpres 2024, pasangan AMIN saat ini berada di urutan kedua di bawah pasangan Prabowo-Gibran. Mengutip hasil exit poll Litbang Kompas, paslon Prabowo-Gibran memperoleh posisi unggul berdasarkan aspek demografis, mulai dari usia atau generasi hingga segmen agama.

Berdasarkan segmen usia atau generasi tercatat ada lima jenis generasi, yakni generasi Z (usia di bawah 26 tahun), gen Y-muda (usia antara 26—33 tahun), gen Y-madya (34—41 tahun), dan gen X (42—55 tahun), serta baby boomers (56—74 tahun). Hasilnya, sebanyak 65,9 persen gen Z memilih Prabowo-Gibran, disusul AMIN sebanyak 16,7 persen, lalu Ganjar-Mahfud 9,6 persen. Pada gen Y-muda, Prabowo-Gibran memperoleh 59,6 persen, AMIN 20,2 persen, dan Ganjar-Mahfud 11,7 persen.

Adapun, pada gen Y-madya, Prabowo-Gibran mendapatkan suara yang masih dominan yakni 54,1 persen, AMIN 22,3 persen, dan Ganjar-Mahfud 13,9 persen. Pada gen X, suara sebanyak 49,1 persen diperoleh Prabowo-Gibran, disusul AMIN 24,3 persen, lalu 16,4 persen untuk Ganjar-Mahfud. Kemudian usia baby boomers, Prabowo-Gibran mendapatkan suara 43,1 persen, AMIN 25,7 persen, dan Ganjar-Mahfud 21,3 persen.

“Saya kira dari sisi packaging/ kemasannya tidak terlalu sampai kepada pemilih muda, kan isu perubahan itu isu berat sebetulnya. Nah isu yang maha berat ini tidak berhasil dipecahkan (menjadi lebih ringan) oleh paslon 01,” kata Hasanuddin kepada Republika, Sabtu (17/2/2024).

Sementara di sisi lain, anak-anak muda atau generasi Z adalah kalangan yang cenderung akrab dengan konten-konten di media sosial yang ringan atau receh. Sehingga visi perubahan dengan bahasa yang tidak ringan tidak akan tersampaikan kepada anak muda.

“Karena konten-konten digital yang sekarang banyak beredar di anak-anak muda itu sebagian besar isinya konten receh, nah substansi perubahan yang temanya sangat berat itu dari sisi packaging tidak sampai ke anak-anak muda. Bahasa-bahasa yang digunakan masih terlalu bahasa-bahasa yang lumayan berat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hasanuddin menyebut di media sosial, anak-anak muda mendapatkan informasi yang sangat banyak dan masif. Sehingga bisa dibilang tidak punya waktu untuk menelaah hal-hal yang berat seperti berbagai isu perubahan yang digaungkan AMIN dengan bahasa yang tidak ringan.

Kan anak-anak muda kita dengan adanya digital informasi yang masuk ke mereka luar biasa banyak dan masif sekali, sehingga mereka tidak punya cukup waktu untuk mencerna secara lebih dalam berbagai isu sehingga isu-isu yang mereka terima adalah isu-isu yang instan, receh dan cepat menancap di benak mereka. Kalau dengar konten yang berat langsung ditinggal saja dengan anak muda,” jelasnya.

Di antara isu yang mudah ditangkap oleh generasi muda adalah program unggulan yang ditawarkan oleh paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran seperti ‘bagi susu gratis’ dan ‘bagi makan siang gratis’.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement