Kamis 01 Feb 2024 10:32 WIB

Apdesi Bantah Sudah Merencanakan Ricuh Saat Demo di DPR

Apdesi mengeklaim kericuhan karena tidak ada perwakilan DPR yang menemui mereka.

Rep: Ali mansur/ Red: Agus raharjo
Massa Gabungan dari Asosiasi Kepala Desa se-Indonesia (Apdesi) berusaha memadamkan api saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (31/1/2024). Ribuan kepala desa dari berbagai daerah tersebut melakukan aksi demonstrasi mendesak revisi Undang-Undang Desa atau UU Desa yang mencakup beberapa klausul yakni perpanjangan masa jabatan kepala desa selama 9 tahun atau 3 periode hingga perubahan alokasi dana desa pada anggaran pendapatan dan pembelanjaan negara (APBN).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Massa Gabungan dari Asosiasi Kepala Desa se-Indonesia (Apdesi) berusaha memadamkan api saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (31/1/2024). Ribuan kepala desa dari berbagai daerah tersebut melakukan aksi demonstrasi mendesak revisi Undang-Undang Desa atau UU Desa yang mencakup beberapa klausul yakni perpanjangan masa jabatan kepala desa selama 9 tahun atau 3 periode hingga perubahan alokasi dana desa pada anggaran pendapatan dan pembelanjaan negara (APBN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Aksi demonstrasi yang digelar Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) di depan Gedung DPR berakhir ricuh. Para peserta aksi diduga telah merencanakan kerusuhan, diantaranya dengan merusak pagar san membakar ban bekas. Namun pihak Apdesi membantah jika kerusuhan yang terjadi sudah direncanakan.

Ketua Umum DPP Apdesi, Surta Wijaya, membantah pihaknya telah merencanakan kerusuhan pada saat aksi unjuk rasa menuntun segera disahkannya revisi Undang-undang Desa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2024) kemarin. Dia berdalih kerusuhan yang terjadi secara spontanitas. Karena tidak ada perwakilan dari DPR yang menemui mereka. 

Baca Juga

“Tidak ada niat demo ricuh, karena awalnya tidak ada yang menemui para pendemo. Akhirnya naik pitam,” tegas Surta Wijaya saat dikonfirmasi awak media, Kamis (1/1/2024).

Beruntung, kata Surta, ada pihak kepolisian yang dinilai proaktif membantu para demonstran. Sehingga kerusuhan pada saat aksi menyampaikan suarat tersebut tidak berlangsung lama dan meluas. Kemudian para peserta aksi pun dapat membubarkan diri dan pulang dengan tertib.

“Berkat aparat polisi yang pro aktif membantu mengayomi yang demo akhirnya para pendemo bisa pulang dengan tertib dan damai,” kata Surta Wijaya.

Diberitakan Republika.co.id sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menyesalkan aksi demonstasi yang digelar Apdesi di depan Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat, diwarnai dengan kerusuhan. Dia mengatakan bahwa kerusuhan yang terjadi pada saat aksi unjuk rasa sudah dipersiapkan oleh peserta.

"Ada aksi penyampaian pendapat di DPR yang sedikit diwarnai pengerusakan sebagian kecil dari pagar DPR luar, dan kita tahu mereka sudah mempersiapkan," ujar Karyoto di lokasi kejadian.

Massa demonstran yang menuntut kepada merevisi Undang-undang Desa tersebut melakukan perusakan pagar Gedung DPR dengan palu besi, melakukan pelemparan botol air mineral hingga batu ke halaman Gedung DPR. Bahkan mereka juga  membakar spanduk dan kayu-kayu tepat di depan pintu gerbang DPR. Disebutnya massa aksi sudah mempersiapkan 30 ban bekas untuk dibakar di depan Gedung DPR.

"Dari kemarin anggota kami sudah razia sudah dapatkan banyak sekali lebih dari 30 (ban bekas). Karena kalau ban dibakar 30 biji bisa dibayangkan asap hitam seolah olah nanti membuat kekacauan," terang Karyoto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement