REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Basarnas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memetakan titik-titik yang berpotensi terjadi kecelakaan kapal di perairan Kepulauan Babel sebagai langkah antisipasi dini selama cuaca ekstrem di daerah itu.
"Kami mengimbau nakhoda, nelayan dan masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi di laut dan pesisir pantai," kata Kepala Kantor Basarnas Provinsi Kepulauan Babel I Made Oka Astawa di Pangkalpinang, Selasa (30/1/2024).
Ia mengatakan potensi kecelakaan kapal akibat gelombang tinggi disertai hujan dan angin kencang ada di perairan Tuing, Belinyu, serta Pulau Dua dan Tujuh Kabupaten Bangka.
Selain itu, potensi kecelakaan kapal juga ada di perairan Bangka Selatan, Selat Karimata dan Laut Jawa di selatan Pulau Belitung karena angin kencang dari utara ditambah perubahan cuaca yang ekstrem.
"Cuaca ekstrem ini mengakibatkan kondisi cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi buruk, sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan kapal di laut daerah ini," katanya.
Ia menyatakan, berdasarkan prakiraan cuaca BMKG tinggi gelombang di perairan Babel masih berkisar 1,5 meter, namun cuaca bisa berubah memburuk secara tiba-tiba karena adanya awan cumolonimbus, perubahan siklon di utara Kalimantan dan Laut China Selatan.
"Kalau di kepulauan ini cuaca cepat berubah, sehingga ini harus diwaspadai para nelayan dan nakhoda kapal," katanya.
Ia mengimbau para nelayan dan nakhoda untuk mewaspadai cuaca ekstrem ini dengan kesiapan kelayakan kapal, alat keselamatan dan memonitor perkembangan cuaca di perairan.
"Kami mengimbau nelayan untuk menunda melaut jika cuaca ekstrem, karena berpotensi terjadi kecelakaan akibat dihantam gelombang tinggi dan angin kencang," katanya.