Selasa 30 Jan 2024 07:39 WIB

OPM Klaim Satu Prajurit Gugur dalam Serangan di Kantor Bupati Intan Jaya

TNI membantah ada korban gugur dari pasukan gabungan TNI dan Polri.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Baku tembak TNI dan teroris KKB Papua terjadi di Nduga Papua. Kontak tembak (ilustrasi)
Foto: anadolu agancy
Baku tembak TNI dan teroris KKB Papua terjadi di Nduga Papua. Kontak tembak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INTAN JAYA — Kelompok separatisme bersenjata Papua Merdeka mengeklaim menyerang Kantor Bupati Intan Jaya, di Bologai, Sugapa, Papua Tengah, pada Senin (29/1/2024) waktu setempat. Satu prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) disebut meninggal dunia dalam serangan tersebut.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengatakan, kelompoknya juga melakukan pembakaran terhadap pos militer di wilayah tersebut. Sebby, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta menyampaikan, serangan kelompoknya itu dilakukan pada Senin (29/1/2024) siang waktu setempat.

Baca Juga

“Penyerangan itu dilakukan di Kantor Bupati Kabupaten Intan Jaya di bawah komando TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Undius Kogeya,” kata Sebby, Selasa (30/1/2024).

Kata dia serangan tersebut, pun dilakukan ketika sejumlah pejabat daerah, bersama-sama pasukan keamanan TNI dan Polri melangsungkan pertemuan. Sebby mengatakan, selain melakukan penyerangan di kantor bupati, kelompoknya juga melakukan serangan terhadap tim evakuasi TNI-Polri.

“Pasukan TPNPB juga melakukan penembakan terhadap helikopter yang melakukan evakuasi terhadap dua mayat TNI,” kata Sebby.

Dua jenazah yang dievakuasi tersebut dikatakan Sebby, adalah korban tewas dalam kontak senjata TPNPB-OPM dengan pasukan TNI-Polri pada hari sebelumnya, Sabtu (27/1/2024) di kawasan Pos Militer Titigi. Kata Sebby, terkait dengan serangan yang dilakukan kelompok di Kantor Bupati Intan Jaya, satu personel TNI dikatakan tewas.

“Pasukan TPNPB melakukan serangan di Kantor Bupati dan berhasil tembak mati satu anggota TNI,” ujar Sebby.

Dalam pernyataan yang sama, Sebby juga mengabarkan kelompoknya berhasil mengantisipasi penyergapan yang dilakukan pasukan TNI-Polri di Markas TPNPB-OPM Sorong Raya, di wilayah Maybrat, Ahad (28/1/2024). Di wilayah tersebut kata Sebby, komandan utama TPNPB-OPM Kodap IV Mamfred Fatem berhasil selamat bersama-sama kelompok lainnya.

Kata Sebby, dalam penyergapan oleh pasukan TNI-Polri itu, kontak senjata panjang terjadi. Sebby mengeklaim kelompoknya menembak satu prajurit TNI-Polri. “Sekalipun diserang, tidak ada korban di pihak TPNPB. Justru Komandan Mamfred Fatem dilaporkan berhasil menembak mati satu pasukan TNI,” ujar Sebby.

Kepala Penerangan Komandan Gabungan Wilayah Pertahanan (Kapen Kogabwilhan) III Kolonel Gusti Nyoman Suriastawa dari Mimika membenarkan penyergapan yang dilakukan TNI di markas Mamfred Fatem di Maybrat. “Bahwa benar, markas KSTP (Kelompok Separatisme Terorisme Papua) Kodap IV Sorong Raya di Maybrat pimpinan Mamfred Fatem telah dikuasai, dan dihancurkan oleh TNI,” kata dia dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (29/1/2024).

Namun dia membantah adanya korban gugur dari pasukan TNI maupun Polri yang turut melakukan penyergapan di markas separatisme bersenjata itu. Akan tetapi, dia mengakui upaya pasukan TNI bersama Polri ‘menghabisi’ Mamfred Fatem bersama gerombolannya, gagal.

Karena dikatakan dia, penyerangan tersebut bocor sejak pasukan belum sampai di lokasi. Karena dikatakan dia, penyerangan yang dilakukan TNI dan Polri itu, berawal dari penangkapan terhadap simpatisan Mamfred Fatem di dua lokasi, yang kedapatan sedang menghimpun logistik untuk kebutuhan para pemberontak di kawasan tersebut.

“Penyergapan yang dilakukan sepertinya mengalami bocor informasi sebelum TNI mengetahui keberadaan markas KSTP di Maybrat,” tegas Kolonel Gusti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement