Selasa 30 Jan 2024 01:08 WIB

Kesadaran Sejarah Lokal Dinilai Mampu Membentuk Karakter Masyarakat

Dalam membentuk karakter, masyarakat dinilai perlu melakukan kesadaran sejarah lokal.

Dosen Pendidikan Sejarah Uhamka, Merina M.Pd melakukan pengabdian masyarakat di Tegal.
Foto: Istimewa
Dosen Pendidikan Sejarah Uhamka, Merina M.Pd melakukan pengabdian masyarakat di Tegal.

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- UHAMKA melalui kegiatan pengabdian Masyarakat kolaboratif dengan STIKESMU Tegal terus mendorong pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk sinergitas antara perguruan tinggi dan masyarakat. Dosen Pendidikan Sejarah, Merina, M.Pd bersama dosen UHAMKA prodi Matematika dan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia melakukan pengabdian masyarakat peningkatan numerasi dan literasi bagi santri yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Ahmad Dahlan, Tegal, Jawa Tengah pada Sabtu (27/1/2024) lalu.

Tema pengabdian masyarakat yaitu “Pendampingan Kesadaran Sejarah Melalui Kearifan Lokal bagi Santri”. Kesadaran akan sejarah adalah fondasi yang kuat untuk membangun identitas dan memahami perjalanan sebuah masyarakat.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, beberapa individu dan kelompok telah memilih untuk memberikan kontribusi melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan menghidupkan kesadaran sejarah. 

Kesadaran sejarah lokal akan membantu penduduk sekitar untuk terhubung dengan akar budaya serta nilai-nilai yang membentuk karakter masyarakat mereka. Desa Pahlawan Kalibakung menyimpan jejak sejarah dimana terdapat tokoh pahlawan lokal yaitu KH. Muhammad Saafii Mufti bin KH. Mufti dan H. Muhammad Yahya bin Sejan,

“Generasi saat ini perlu mengetahui dan memahami sejarah daerahnya terlebih dahulu sehingga akan mengenal bangsanya. Mempelajari sejarah pada dasarnya dapat membantu masyarakat dalam pengambilan keputusan yang lebih baik untuk masa kini dan masa depan,” kata Merina, dalam rilisnya, Senin (29/1/2024).

Pengabdian masyarakat ini terlaksana dengan baik dan para santri antusias mengikuti serangkaian pengabdian masyarakat untuk mengenal para tokoh pahlawan di daerahnya. Santri aktif untuk memaparkan intisari dan refleksi dari tokoh pahlawan.

Harapannya hal tersebut dapat menjadi teladan bagi generasi bangsa dan negara ke depannya untuk membentuk generasi emas 2045.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement