Sabtu 10 Apr 2021 09:07 WIB

Legislator Dukung Pembelajaran Tatap Muka

Anak kehilangan ruang berinteraksi dengan teman sekolah yang mempengaruhi karakternya

Guru SD Kanisius Kenalan Henricus Suroto (kiri) mengajar muridnya di salah satu rumah warga di kawasan pegunungan Menoreh, Dusun Plengan, Banjaroyo, Kalibawang, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (20/7/2020). Sejak pandemi COVID-19 empat bulan lalu Henricus mengajar murid-muridnya dengan mendatangi dari rumah ke rumah karena terkendala sinyal internet di wilayah tersebut dan sebagian warganya tidak mempunyai gawai untuk pembelajaran secara daring.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Guru SD Kanisius Kenalan Henricus Suroto (kiri) mengajar muridnya di salah satu rumah warga di kawasan pegunungan Menoreh, Dusun Plengan, Banjaroyo, Kalibawang, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (20/7/2020). Sejak pandemi COVID-19 empat bulan lalu Henricus mengajar murid-muridnya dengan mendatangi dari rumah ke rumah karena terkendala sinyal internet di wilayah tersebut dan sebagian warganya tidak mempunyai gawai untuk pembelajaran secara daring.

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO--Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nasib Wardoyo mendukung rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka di wilayah tersebut karena sistem belajar secara daring selama pandemi COVID-19 berpengaruh pada psikologi dan pembentukan karakter anak yang kurang maksimal.

Nasib Wardoyo di Kulon Progo, Sabtu (10/4) mengatakan alasan utama dirinya mendukung dilaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) karena anak anak sudah satu tahun di rumah, sehingga mereka sudah kehilangan ruang berinteraksi dengan teman-teman di sekolah karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi dan pembentukan karakter anak.

"Kami mendukung Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) melaksanakan PTM. Apalagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah memberikan instruksi agar segera melakukan PTM untuk mengejar ketertinggalan materi pelajaran yang tidak bisa tersampaikan secara maksimal kepada anak didik," kata Nasib Wardoyo.

Menurut dia, model pembelajaran daring telah membosankan dan telah tidak efektif lagi, karena menimbulkan dampak yang buruk sehingga anak setiap harinya seharian pegang telepon genggam hanya sekedar main game atau media sosial yang tidak ada kaitannya dengan materi pembelajaran."Selain itu, orang merasa terbebani dengan model daring, karena harus selalu mendampingi anak belajar dan mengerjakan tugas. Kemudian, anak belajar menjadi tidak terarah, jenuh, dan bosan," kata politisi NasDem dari Daerah Pemilihan I (Wates, Panjatan dan Temon) ini.

Namun demikian, ia meminta sebelum ditetapkan, PTM harus betul-betul disiapkan segala sesuatunya, termasuk vaksinasi harus dilakukan kepada guru, dan standar pelaksanaan protokol kesehatan di setiap sekolah dari jenjang PAUD hingga SMP yang menjadi kewenangan Disdikpora."Kami minta sarana dan prasarana, serta skema pelaksanaan PTM harus sudah selesai, seperti tempat cuci tangan hingga pengaturan tempat duduk di dalam kelas," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan dalam waktu dekat dinasnya akan melakukan simulasi PTM di setiap kecamataan sebelum PTM di sekolah-sekolah baik dari tingkat pendidikan anak usia dini, sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) dilaksanakan."Simulasi pembejalarantatap muka ini untuk mengetahui sejauh mana kesiapan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan protokol kesehatan. Rencananya dalam waktu dekat simulasi akan dilaksanakan, melihat perkembangan penambahan COVID-19," katanya.

Rencananya pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan secara penuh pada Tahun Ajaran 2021/2022, Juli mendatang. Sehingga, Disdikpora memandang perlu dilakukan simulasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka di setiap jenjangnya dari PAUD, SD, hingga SMP yang berada di tiap-tiap kecamatan. Berdasarkan hasil persiapan sekolah-sekolah dari tingkat PAUD, SD sampai dengan SMP sejak akhir Desember 2020, maka sarana dan prasrananya sudah siap."Kami sudah menyiapkan pembelajaran tatap muka sejak Desember 2020, karena terganjal pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro, maka simulasi ditunda hingga saat ini," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement