Jumat 26 Jan 2024 09:09 WIB

Dinkes DKI Klaim 19,64 Persen Kasus Stunting Dapat Dituntaskan

Kadinkes DKI mengeklaim 19,64 persen kasus stunting di Jakarta bisa diselesaikan.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi pencegahan stunting. Kadinkes DKI mengeklaim 19,64 persen kasus stunting di Jakarta bisa diselesaikan.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Ilustrasi pencegahan stunting. Kadinkes DKI mengeklaim 19,64 persen kasus stunting di Jakarta bisa diselesaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya untuk mengentaskan angka stunting. Apalagi, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memberikan target angka prevalensi stunting di DKI Jakarta dapat turun hingga 14 persen pada 2024.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan, pihaknya secara intensif melakukan berbagai upaya intervensi sedini mungkin terhadap anak-anak yang terindikasi stunting. Sepanjang 2023, dinkes secara aktif melakukan jemput bola untuk menemukan kasus anak-anak bermasalah gizi, termasuk stunting, untuk diintervensi.

Baca Juga

”Kami memberikan intervensi untuk balita bermasalah gizi, dimulai dari berat badan yang tidak bertambah sesuai standar, kekurangan berat badan, gizi kurang, gizi buruk, hingga stunting. Jika ditemukan, harus segera ditindaklanjuti,” kata dia melalui siaran pers, Kamis (25/1/2024).

Pemberian intervensi secara spesifik dilakukan melalui pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita bermasalah gizi. PMT yang diberikan, antara lain makanan kaya protein hewani, seperti telur dan susu. Pasalnya, telur dan susu mengandung asam amino tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak.

Ani menambahkan, upaya intervensi tersebut dilakukan melalui sinergi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat melalui gerakan Jakarta Beraksi. Gerakan tersebut mewadahi semua pihak agar bergerak bersama untuk percepatan pengentasan stunting

”Peran aktif ini dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk pembiayaan untuk melengkapi anggaran percepatan penurunan stunting yang bersumber dari APBD,” ujar Ani.

Menurut dia, program Jakarta Beraksi kini telah hadir hingga tingkat kelurahan berupa pos gizi. Di pos gizi terdapat berbagai kegiatan, seperti PMT, edukasi, hingga dilakukan evaluasi.

Dari data yang ada hingga November 2023, sebanyak 19,64 persen dari jumlah balita yang stunting berhasil lulus dari stunting setelah dilakukan intervensi. ”Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” kata Ani.

Berdasarkan catatan Republika, pada Oktober 2023, terdapat sekitar 22 ribu kasus stunting di DKI Jakarta. Ketika itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menyatakan sekitar 9.000 dari total kasus sudah berhasil dituntaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement