REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Afriansyah Noor, mengaku tidak terkejut mendengar hasil survei yang dirilis The Economist. Majalah terbitan Inggris tersebut memaparkan, tingkat elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sudah mencapai angka 50 persen.
Afriansyah menyebut TKN sebelumnya sudah yakin kalau pasangan nomor urut dua itu bisa meraih suara 53-54 persen saat pencoblosan. "Kami yakini 14 Februari 2024 nanti kami bisa 53-54 persen. Karena mesin pemenangan dan mesin partai semua bekerja keras," kata Afriansyah di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Dengan tingkat elektabilitas mencapai 50 persen lebih, Afriansyah optimistis pasangan Prabowo-Gibran dapat menyelesaikan Pilpres 2024 dengan satu putaran. Sekjen DPP PBB tersebut melihat, dalam satu bulan terakhir banyak terjadi migrasi pilihan ke pasangan Prabowo-Gibran.
Beberapa faktornya, menurut Afriansyah, adalah penampilan capres dan cawapres 2 di forum debat. Selain itu, kata dia, masyarakat juga semakin percaya dengan visi misi keberlanjutan pembangunan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Pemilih Pak Jokowi di pemilu sebelumnya sudah semakin yakin terhadap Pak Prabowo dan Mas Gibran karena mereka yang akan melanjutkan program-program unggulan Pak Jokowi," ucap Afriansyah.
Adapun The Economist menerbitkan hasil survei terhadap calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024. Berdasarkan survei terbaru pada Rabu (25/1/2024), Prabowo Subianto berada di posisi dengan 50 persen. Elektabilitas itu unggul jauh dari capres Ganjar Pranowo dengan 23 persen maupun capres Anies Rasyid Baswedan di angka 21 persen.
The Economist juga menyebut persentase terendah Prabowo berada di angka 45 persen. Torehan itu unggul jauh dibandingkan persentase terendah Ganjar dengan 17 persen dan Anies dengan 13 persen.