Jumat 19 Jan 2024 23:56 WIB

Tingkatkan Budaya Gemar Baca, Perpusnas Sasar Daerah 3T

Daerah 3T sangat potensial untuk peningkatan literasi

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Plt Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E Aminudin Aziz, mengatakan daerah 3T sangat potensial untuk peningkatan literasi
Foto: Ronggo Astungkoro/Republika
Plt Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E Aminudin Aziz, mengatakan daerah 3T sangat potensial untuk peningkatan literasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyasar melakukan peningkatan budaya gemar membaca dari desa dan daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Di mana, di daerah-daerah itu kebiasaan membaca dinilai akan tumbuh dengan kehadiran buku-buku berkualitas.

"Mudah-mudahan ada ketertarikan baru. Saya sih sangat yakin kalau daerah-daerah yang pinggiran, daerah 3T segala macam itu, nggak akan terlalu peduli dengan gawai," ucap Plt Perpusnas E Aminudin Aziz dalam diskusi soal literasi di Perpusnas, Jakarta, Jumat (19/1/2024).

Baca Juga

Perpusnas dalam kepemimpinannya ke depan memang melakukan sejumlah penajaman program. Salah satunya penguatan budaya baca dan peningkatan literasi.

Amin melihat sejatinya budaya baca di Indonesia tidak rendah, melainkan cukup tinggi. Tapi, ada kendala berupa fasilitas buku yang tersedia, baik yang cetak maupun elektronik, masih kurang.

“Karena persoalan yang ada adalah kurangnya buku, maka di masa depan kami menargetkan untuk menyediakan 1.000 judul buku di masing-masing 10 ribu lokus,” kata dia.

Setelah pengiriman buku dilakukan, dia menjelaskan, akan ada pelatihan yang diberikan kepada para pengelola perpustakaan dan taman bacaan masyarakat (TBM) yang ada di setiap lokus. Langkah itu diambil untuk menyentuh masyarakat secara langsung karena merekalah yang akan menerima manfaat secara langsung.

"Malah justru ketika perpusakan itu hadir di desanya, itu akan ada gerakan baru mereka datang ke perpusakan desa. Itu kepercayaan saya, keyakinan saya," terang dia.

Baca juga: Ayat Alquran yang Dibaca Abdullah Bin Masud Ini Membuat Air Mata Rasulullah SAW Menetes

Langkah itu dia ambil di tengah maraknya penggunaan gawai dan internet di tengah masyarakat. Di mana lebih banyak digunakan sebagai sarana komunikasi dan mencari hiburan lewat media sosial.

Situasi itu kian memprihatinkan karena aplikasi terkait bahan bacaan atau buku tidak termasuk aplikasi yang banyak diunduh.

"Karena dia akan bisa dipinjam ke mana-mana dalam keadaan yang lebih santai gitu daripada harus menghubungkan itu kepada gawainya. Ada listrik, ada pulsa, ada segala macam. Nah kampanye ini yang akan harus dilakukan," kata dia.

Amin mengaku tidak mungkin menafikan keberadaan dunia digital. Tapi lewat kampanye yang akan dilakukan, Perpusnas ingin memberikan pemahaman, ada manfaat lain ketika seseorang membuka buku secara fisik, misalnya kedalaman suatu hal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement