Selasa 19 Aug 2025 14:57 WIB

Perpusnas Kirim Lima Delegasi Terbaik Jadi Pembicara di WLIC Ke-89

Partisipasi RI dalam IFLA WLIC 2025 memperkuat peran Perpusnas di tingkat global.

Delegasi Perpusnas menghadiri Kongres Perpustakaan dan Informasi Dunia (World Library and Information Congress/WLIC) ke-89 di Astana, Kazakhstan pada 18-22 Agustus 2025.
Foto: Republika
Delegasi Perpusnas menghadiri Kongres Perpustakaan dan Informasi Dunia (World Library and Information Congress/WLIC) ke-89 di Astana, Kazakhstan pada 18-22 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Perpustakaan dan Informasi Dunia (World Library and Information Congress/WLIC) ke-89 yang diadakan International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) di Astana, Kazakhstan pada Senin (18/08/2025). Acara yang mempertemukan lebih 1.630 peserta dari 114 negara tersebut mengusung tema "Uniting Knowledge, Building the Future" yang berlangsung pada 18-22 Agustus 2025.

Para pimpinan perpustakaan, spesialis informasi, pendidik, mahasiswa, serta perwakilan penerbit terkemuka, termasuk lima pegawai Perpustakaan Nasional (Perpusnas) ikut hadir dan tampil sebagai pembicara. Program kongres menampilkan lebih dari 80 sesi profesional, dengan topik mencakup perpustakaan digital, kecerdasan buatan, metode preservasi koleksi, serta standar katalogisasi seperti UNIMARC.

Baca Juga

Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso, menyampaikan, partisipasi Indonesia dalam IFLA WLIC 2025 adalah bentuk komitmen memperkuat peran Perpusnas di tingkat global.  Selain menghadiri pembukaan, Perpusnas juga berbangga karena lima pegawai terpilih tampil sebagai pemateri dalam berbagai sesi kongres.

"Indonesia melihat perpustakaan bukan hanya sebagai pusat pengetahuan, tetapi juga sebagai agen transformasi sosial yang memperkuat literasi masyarakat. Melalui forum global seperti IFLA, kami ingin memastikan suara dan pengalaman Indonesia ikut berkontribusi dalam membangun masa depan pengetahuan dunia," ucap Joko dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Lima pegawai pilihan itu adalah Sadariyah Ariningrum Wijiastuti (Unlocking Historical Treasure: Optimizing the Utilization of Manuscripts at National Library of Indonesia in the Digital Age) dan Nadya Mentari (Enhancing Inclusive Bibliographic Data: A Study of Disability Terminology in the Subject Headings of the National Library of Indonesia).

Kemudian, Fandi Rahman Hidayat (Virtual Service in Library as a Hub of Information Openness: A Digital Strategy to Combat Misinformation in the AI Era), Soraya Hariyani Putri (Censorship and Its Implications for the Accessibility of LGBTQIA+ Themed Collections in the National Library of Indonesia), serta Vania Sukma Putri Daniswara (Digital Repository for Preserving Queer Archives Histories in Indonesia). Kehadiran mereka menunjukkan kapasitas Perpusnas dalam memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu perpustakaan, akses informasi, dan literasi global.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement