REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, Jawa Barat, akan membangun sebuah museum. Museum ini akan digunakan untuk menyimpan 150 koleksi karakter topeng tradisional dalam rangka pelestarian budaya sekaligus menambah destinasi demi mendongkrak kunjungan wisata pada 2024.
“Kami sudah izin dan melaporkan kepada Penjabat Wali Kota dan Sekretaris Daerah Cirebon. Area sebagian gedung balai kota yang sebelah kanan dijadikan museum,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon Agus Sukmanjaya, di Cirebon, Jumat (19/1/2024).
Agus menjelaskan museum itu nantinya menyimpan topeng dari kesenian lokal bernama “Wayang Wong Cirebon”, yang saat ini eksistensinya mulai pudar dan banyak generasi muda tidak mengetahuinya. Menurut dia, program itu merupakan salah satu bentuk keberpihakan pemerintah daerah untuk merawat dan melestarikan warisan budaya di Kota Cirebon.
Apalagi selama ini, kata dia, Kota Cirebon selalu mengandalkan destinasi dengan nuansa sejarah, budaya dan tradisi guna menarik minat wisatawan agar berkunjung ke daerah tersebut. Hasilnya pada 2023 kemarin, kunjungan wisatawan di Kota Cirebon tembus di angka angka 3,5 juta turis atau lebih tinggi dari target 2,4 juta orang yang ditetapkan.
“Sampai saat ini belum punya, tahun ini ada satu ruangan di balai kota dijadikan museum,” ujarnya lagi.
Pada pelaksanaannya, kata dia pula, Disbudpar Kota Cirebon melibatkan seniman dan perajin lokal untuk membuat topeng dengan jumlah 150 karakter. Agus menyebutkan kesenian Wayang Wong di Cirebon memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan produk budaya serupa di daerah lain. Perbedaan itu terletak pada banyaknya karakter yang ditampilkan.
“Kalau di Jawa Tengah lebih ke fisik orangnya, dilukis. Tapi di Cirebon itu orangnya tidak banyak, tapi karakternya diwakili oleh topeng. Kami cukup prihatin museum Wayang Wong Cirebon adanya di daerah lain,” katanya.
Agus juga mengakui ada alasan mendasar Gedung Balai Kota Cirebon dipilih sebagai lokasi museum. Hal tersebut rupanya tidak lepas dari nilai historis pada bangunan itu.
Ia mengungkapkan pada 2024, Gedung Balai Kota Cirebon akan genap berusia 100 tahun. Bangunan bercorak art deco itu sudah ada sejak masa kolonial dan saat ini statusnya masuk ke dalam cagar budaya.
Agus menekankan di tahun ini, Disbudpar Kota Cirebon sudah menyusun sejumlah program yang memprioritaskan untuk mengangkat potensi wisata berbasis kebudayaan dan sejarah.
“Ini menjadi upaya edukasi dan literasi kepada anak-cucu kita nanti bahwa kita punya ragam budaya. Di tahun 2024, momentum untuk kami bisa menata dan mengembangkan potensi pariwisata di Kota Cirebon,” ujar dia lagi.