Jumat 12 Jan 2024 18:03 WIB

Wamenhan Sebut Pembelian 42 Jet Rafale Era Prabowo Catatkan Sejarah Baru

Kemenhan mencoba mengisi kekosongan dengan mencari alutsista layak pakai dengan cepat

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wamenhan Letjen (Purn) Muhammad Herindra melakukan penyerahan pesawat Hercules C-130J-30 dari Kementerian Pertahanan kepada TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (15/8/2023).
Foto: Republika/ Ronggo Astungkoro
Wamenhan Letjen (Purn) Muhammad Herindra melakukan penyerahan pesawat Hercules C-130J-30 dari Kementerian Pertahanan kepada TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (15/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen (Purn) Muhammad Herindra menjelaskan, kondisi alat utama sistem senjata (alutsista) atau alat perang TNI saat ini sudah menuju ke arah yang lebih baik. Menurut dia, Menhan Prabowo Subianto telah menunjukkan kepeduliannya dalam menjaga performa TNI dengan pengadaan alutsista baru. 

Dia pun menyinggung terobosan Menhan Prabowo yang sukses membeli 42 jet Rafale dari Dassault Aviation, Prancis. Pesawat tempur generasi 4,5 tersebut akan memperkuat TNI AU pada 2026.

"Belum pernah ada sejarah selama republik ini berdiri, pengadaan alat perang baru 42 unit, ini di Pak Menhan. Ini siapnya baru tujuh tahun yang akan datang," ujar Herindra dalam diskusi bertajuk 'Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional' di Media Center Indonesia Maju, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2024).

Menurut Herindra, sembari menunggu alutsista baru tiba, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mencoba mengisi kekosongan dengan mencari alutsista layak pakai dengan proses lebih cepat. Hal itu bertujuan untuk memperkuat alutsista Indonesia, yang alat perangnya sebagian cukup tua dari pengadaan era 60-an.

Meski sudah dibatalkan, alasan itu yang mendasari Kemenhan sempat ingin membeli alutsista bekas. "Dalam menunggu yang baru, kekosongan yang lowong ini diisi. Ini bukan masalah bekas dan baru tapi apakah alat perang pesawat masih kayak pakai atau tidak," ucap eks danjen Kopassus tersebut.

Herindra mengilustrasikan, atap rumah yang bolong tentu harus segera ditutup dengan material yang siap pakai. Analogi serupa pun terjadi dalam memperkuat pertahanan negeri. 

"Pak Menhan concern membeli alat perang baru, tapi saat ini kita melihat ada kekosongan dan ada beberapa yang harus diadakan secara cepat sehingga kalau mau beli baru tidak secepat dan semudah itu, tidak mudah pengadaan alat perang, punya uang pun belum tentu bisa beli," ucap Herindra. 

Dia menambahkan, Prabowo sangat peduli dalam menjaga performa TNI agar tetap optimal. Oleh karena itu, Prabowo selalu berdiskusi dan menyerap aspirasi TNI.

"Kita akan memberikan yang terbaik. Pengadaan alat perang mengandung mekanisme bottom up, intinya kita tanya angkatan dulu, perlunya apa, lalu mereka ajukan ke kita dan kita melihat ada berapa anggaran yang tersedia," kata Herindra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement