REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengungkapkan korban meninggal dunia akibat tabrakan Kereta Api Turangga dan Kereta Api Commuter Line Bandung Raya berjumlah empat orang. Dua orang telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka, sedangkan dua orang lainnya masih proses evakuasi.
"Kita sangat prihatin, pemerintah juga ikut berduka cita kepada para korban dari kecelakaan kereta ini, dan sepanjang laporan dari pak gubernur dan kapolda dan pangdam semuanya sudah ditandatangani dengan baik, dan dengan cepat," ucap dia di lokasi kejadian, Jumat (5/1/2024).
Ia mengatakan, pihaknya mengutamakan keselamatan penumpang. Hasil keterangan dari Gubernur Jawa Barat, ia mengatakan, terdapat dua korban yang meninggal dunia dan sudah dievakuasi.
Sedangkan penumpang tidak terdapat yang mengalami luka berat. Mereka semua penumpang mengalami luka sedang dan luka ringan dan dibawa ke rumah sakit.
"Sudah dipastikan dua orang dan masih ada dua orang yang terjebak dalam gerbong, itu yang belum bisa kita pastikan statusnya," kata dia.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Ibrahim Tompo, mengatakan total korban jiwa berjumlah empat orang. Dua orang, yaitu masinis dan asisten kereta lokal, sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka.
Sedangkan dua orang lainnya, yaitu pramugara Kereta Api Turangga, masih dievakuasi di kereta api yang terjepit serta satu orang lainnya yang terjepit, yaitu pegawai kereta api.
Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo, menyampaikan permohonan maaf dan prihatin atas kejadian tabrakan kereta api. Namun, pihaknya terus melakukan evakuasi. "Untuk itu, kami harap masyarakat bisa memahami bahwa kami sedang melakukan investigasi bersama-sama KNKT," kata dia.