REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA-- Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tasikmalaya menggelar Seminar Pemuda Digital di Hotel Horison Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Kamis (30/11/2023). Acara banyak dihadiri kalangan akademisi yang terdiri dari guru, siswa, mahasiswa dan masyarakat umum.
Dengan tema "Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk Dunia Pendidikan", seminar ini menghadirkan Keynote Speech Dedi Suryadin, selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan XII Provinsi Jawa Barat. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi Universitas BSI sebagai Kampus Digital Kreatif menjadi pelopor pentingnya penguasaan teknologi AI dalam membuka diskusi tentang AI tersebut.
Dedi menyampaikan pembahasan hadirnya AI, menghadirkan kekhawatiran terkait hilangnya nilai-nilai kemanusiaan. Namun, Dedi yakin bahwa Indonesia tidak akan mengalami hal seperti itu, seperti Jepang.
Ia menekankan AI seharusnya dilihat sebagai alat (tools) yang harus dihadapi dan direspons, bukan sebagai ancaman. Selain itu, ia mendorong adanya revolusi dalam mengadopsi teknologi ini. Tanpa revolusi ini, dapat terjadi perlambatan dan kemalasan dari siswa didik.
"Hadirnya AI juga menuntut guru untuk menghadirkan aspek emosional atau hati dalam pendekatan pembelajaran. Guru harus membuka mindset terhadap perubahan dan perkembangan teknologi, serta mengingatkan generasi muda untuk tidak mendewakan digital," jelasnya.
Pendidikan tentang teknologi AI perlu ditanamkan kepada peserta didik agar mereka dapat menyikapi teknologi ini dengan bijak dan dewasa.