REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar bertumbuh. Keduanya diharapkan dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri, tidak hanya di dalam tapi juga di luar negeri.
Dirinya melanjutkan, pembangunan ekonomi rakyat harus diutamakan. "Kalau suara Menteri Koperasi dan UKM, berarti suara perjuangan ekonomi rakyat,” ujarnya saat menyampaikan Orasi Ilmiah di Sidang Terbuka Dalam Rangka Milad Ke-62 di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Aceh, seperti dilansir siaran pers, Sabtu (9/12/2023).
Dalam orasi ilmiahnya, Teten mengatakan, setelah sawit, dalam 10 tahun terakhir lahir ekonomi baru, yaitu penciptaan digitalisasi ekonomi yang sampai hari ini sudah masuk pada kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Hanya saja, kata dia, transformasi digital di Tanah belum terarah dan lebih banyak berkembang di sektor jasa dan pembiayaan.
Di satu sisi, sambung Teten, sebesar 97 persen lapangan pekerjaan di Indonesia diciptakan oleh UMKM. Sayangnya, lanjut dia, sebanyak 80 persen kredit perbankan negeri ini dinikmati oleh usaha besar.
"Pengarusutamaan pembangunan ekonomi rakyat harus menjadi agenda yang harus terus kita perjuangkan,” tegasnya. Menkop menambahkan, pekerjaan rumah bangsa ini yaitu memanfaatkan bonus demografi dengan menghadirkan pelaku usaha dan ekonomi baru demi menciptakan lapangan kerja baru lebih berkualitas dan melakukan evolusi.
Maka menurutnya, sudah tepat jika pemerintah mencanangkan kebijakan industrialisasi. Ia menilai, perlu melakukan hilirisasi di dalam negeri demi meningkatkan nilai tambah dan diperluas ke sektor agrikultur, akuakultur, dan agrimaritim yang melibatkan banyak pelaku usaha mikro dan kecil.
Atas dasar itu, lanjutnya, Kemenkop mendukung kehadiran kampus bukan hanya menjadi tempat pembelajaran. Melainkan juga untuk mengembangkan riset, terutama terkait hilirisasi produk unggulan Sumber Daya Alam (SDA) di daerah.