REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta menyelenggarakan Peningkatan Kompetisi Guru Workshop Modul Ajar Kurikulum Merdeka Berbasis Kearifan Lokal di Hotel Best Western Mangga Dua Hotel & Residence, Jakarta.
Kegiatan tersebut diperuntukkan untuk tingkatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan rincian PAUD 30 guru, SD 46 guru, dan SMP 135 guru. Dengan mengusung tema Pendidikan Jakarta Untuk Generasi Emas Indonesia sekaligus dalam rangka Hari Guru Nasinal tahun 2023.
Ketua Panitia Busyro Asmuni dalam sambutannya menyampaikan bahwa tantangan pendidikan saat ini menjadi semakin dinamis bahkan bergerak ke arah ketidakpastian. Bahkan, baru-baru ini dunia digital memperkenalkan teknologi baru yang dikenal dengan Kecerdasan Manusia atau Artificial Intelligence (AI). Teknologi tersebut dapat memecahkan beragam masalah kognitif yang umumnya terkait dengan pembelajaran, penciptaan dan pengenalan gambar.
“Misalnya ketika peserta didik mendaptakan PR dengan 10 soal, dari 10 soal itu semua jawaban lengkap tersedia di AI. Tinggal dimasukan aja 10 soal itu ke AI jawaban pasti muncul semua dengan sangat cepat,” ujar Busyro.
Wakil Sekretaris PP Pergunu itu menjelaskan kehadiran AI menyediakan berbagai kemudahan sehingga bisa menjadi ketergantungan pada teknologi tersebut. Ini adalah bentuk tantangan nyata, dimana para guru dituntut harus melek teknologi dan terus meningkatkan kompetensinya.
“Bagaimanapun guru adalah peran sentral bagi peserta didik yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Dari guru, bisa mendapatkan pendidikan karakter dan moral,” ungkapnya.
Selain itu, perwakilan Pemda DKI Jakarta Julaiha menyampaikan bahwa kegitan ini sebagai wujud komuitmen Pemda DKI Jakarta dan Pergunu dalam meningkatkann kualitas pendidikan di Indonesia khususnya mengimplementasikan kurikulum merdeka yang mengusung berbasis karifan lokal. Menurutnya, para guru tentunya telah menyadari bahwa guru adalah peran utama dalam pembentukan karakter, terutama dalam melahirkan generasi yang uanggul.
“Oleh karena itu, kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman terkait kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal yang mampu membangun ketrampilan, kepribadian dan kesejahteraan bagi peserta didik,” kata Julaiha dalam sambutannya pada kegiatan tersebut.
Lebih lanjut, ia berharap melaui kegiatan ini para guru mendapatkan pengalaman, pengetahuan, terutama praktek baik dalam mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan budaya dan kearifan lokal setiap daerah. Dengan demikian, bisa menciptakan suasana belajar yang inspiratif dan menyenangkan bagi peserta didik.
“Mari kita ikuti kegitan ini dengan sebaik mungkin. Tanyakan, diskusikan serta saling berkolaborasi untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif,” kata Jualiha.