REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah DKI Jakarta sudah memasuki musim hujan. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berharap semoga musim hujan itu tidak berpotensi sampai membuat banjir besar di Ibu Kota.
"Semoga apa yang diramalkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tidak terjadi. Kita dari pemerintah daerah, saya rasa sudah cukup bisa mengurangi titik-titik rawan banjir," kata Heru di kawasan Jakarta Timur pada Jumat (24/11/2023).
Heru mengaku sudah mengingatkan seluruh jajarannya untuk tetap waspada terhadap banjir. Pasalnya, kontur Jakarta tidak bisa terhindar dari banjir dan genangan. Apalagi, ditambah ada agenda Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024.
Dia berharap tidak ada bencana di Jakarta pada tahun depan. "Masih ada beberapa daerah yang memang dampak banjir pasti akan terjadi. Namun, kita berusaha untuk mempercepat mengurangi genangan air itu dan memperkecil area-area yang ada," kata Heru.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2023/2024 umumnya akan terjadi pada Oktober-Desember 2023, yaitu sebanyak 477 zona musim (ZOM) atau 68,2 persen. Sementara itu, puncak musim hujan diprakirakan pada Januari-Februari 2024, yaitu sebanyak 385 ZOM (55,1 persen).
Sifat hujan pada periode musim hujan 2023/2024 diprakirakan normal 566 ZOM (80,9 persen), atas normal sebanyak 69 ZOM (9,9 persen), dan bawah normal 64 ZOM (9,2 persen). Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun mengingatkan kementerian/lembaga hingga pemerintah daerah melakukan langkah mitigasi.
Hal itu karena kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan, berpotensi terjadi. "Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor," katanya di Jakarta, Senin (30/10/2023).