REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Komisi V DPR, Lasarus, menyebut kasus ausnya roda Lintas Raya Terpadu atau LRT Jabodebek meski baru dua bulan beroperasi disebabkan lintasan jembatan lengkung LRT Jabodebek di wilayah Kuningan yang sebelumnya sempat disebut salah desain. Komisi V pun meminta agar ada perhatian lebih terhadap operasional LRT Jabodebek saat ini.
Hal itu diungkapkan dalam Rapat Kerja Komisi V bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Korlantas Polri, BMKG, serta Basarnas di Kompleks Parlemen, Jakarta (21/11/2023) dalam rangka membahas persiapan libur Natal dan Tahun Baru 2024.
Lasarus mengatakan, Komisi V telah mendapatkan laporan tersebut namun pihaknya belum melakukan peninjauan langsung. Adapun saat ini, headway atau waktu tunggu LRT memang lebih lama dari pertama kali diresmikan karena beberapa rangkaian masih dalam proses pembubutan.
“Ada informasi yang kami terima tetapi ini masih penyampaian saja, kami belum melakukan telaah ke lapangan dan rapat dengan para ahli bahwa lengkungan yang dibuat oleh pelaksana jalur LRT ini, tidak sesuai dengan anjuran yang disampaikan oleh Kementerian sehingga membuat roda ini cepat aus,” kata Lasarus dalam rapat.
Menurut Lasarus, LRT moda transportasi terbaru juga akan banyak digunakan oleh masyarakat pada masa libur akhir tahun. Oleh karena itu, pihaknya meminta Kementerian Perhubungan untuk memperhatikan lebih lanjut kasus ausnya roda LRT tersebut.
Sebagai informasi, LRT Jabodebek saat ini masih beroperasi secara terbatas karena masih mennggunakan sembilan rangkaian kereta saja dan membuat waktu tunggu lebih lama. Pengguna LRT masih harus sabar karena saat ini proses perawatan dengan melakukan pembubutan roda kereta masih berlangsung.
"Saat ini proses pembubutan roda masih berlangsung dan diharapkan dapat segera tuntas," kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal dalam pernyataan tertulisnyaa, Sabtu (18/11/2023).
Risal memastikan pihak operator telah melakukan pengadaan mesin bubut tambahan sehingga dapat mempercepat proses perbaikan roda. Ia menuturkan, penanganan yang telah dilakukan selain melakukan pembubutan roda adalah dengan memperhalus profil permukaan dan memberi cairan lubricant pada rel LRT Jabodebek.
Terkait kondisi aus pada roda LRT Jabodebek, Risal menyebut bahwa kasus serupa pernah terjadi di negara lain dan dilakukan penanganan serupa. Permasalahan serupa terjadi di Athena dan Kolombia dan menurutnya selesai begitu dilakukan grinding dan pelumasan.