Selasa 21 Nov 2023 08:44 WIB

Kepengurusan Baru, Syarikat Islam Jatim Kembangkan Organisasi

Syarikat Islam Jatim menjelaskan, kebangkitan RI bermula dari Jawa Timur.

Kepengurusan Syarikat Islam
Foto: Syarikat Islam
Kepengurusan Syarikat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kebangkitan dan kesejahteraan rakyat Indonesia bisa dimulai dari Jawa Timur, karena provinsi di ujung Pulau Jawa ini memiliki potensi alam dan sumberdaya manusia yang sangat besar. Hal itu terungkap dalam Musyawarah Wilayah organisasi Masyarakat Syarikat Islam (SI) yang diselenggarakan Ahad (19/11/2023) di Graha Jabal Nur, Surabaya.

Dalam musywil itu terpilih nakhoda baru SI, yaitu Prof. Mukhtasor, PhD. selaku Ketua Dewan Syuro dan Prof. Dr. Achmad Soebagio selaku Ketua Umum. Bersemangat zelfbestuur (mengurus diri sendiri) dan berpedoman ‘Semurni-murni Tauhid, Setinggi-tinggi Ilmu, dan Sepintar-pintar Syiasah’, maka Kaum SI Jatim bertekad untuk mengembangkan organisasi.

Baca Juga

Semula bernama Syarikat Dagang Islam (SDI) didirikan oleh H. Samanhudi di Surakarta 1905, lalu oleh HOS Tjokroaminoto  dipertajam visi politiknya menjadi Syarikat Islam (1912). “Semua itu bertujuan mengokohkan umat Islam Indonesia sebagai kekuatan ekonomi berbasis agro-maritim,” ujar Mukhtasor yang tak lain Guru Besar Teknik Kelautan dari ITS.

Muswil SI Jawa Timur sebagai langkah penting menuju kesejahteraan dibuka oleh perwakilan Gubernur Jawa Timur, Imam Hidayat selaku Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jatim. Dalam sambutan Gubernur Jatim berharap SI bersama ormas lain menjadi kekuatan penggerak roda kemandirian ekonomi, partisipasi publik yang genuin, dan kesejahteraan rakyat yang paripurna.

Disamping merancang program nyata, peserta musyawarah menyepakati tim formatur untuk kepengurusan lima tahun ke depan, yaitu: Prof. Ir. Achmad Subagio, Ph.D. (Ketua), Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng., Ph.D. (Anggota), K.H. Ir. M. Sayuri Rustam, M.M. (Anggota), Ir. Subakri Shally/Surabaya-Tuban (Anggota), Kyai Abdur Rosyid, M.HI./Madura (Anggota), R. K.H. Nasiruddin Mudhar, S.Sos./Tapal Kuda (Anggota), dan Drs. Sentot Widodo/Mataraman (Anggota).

Musyawarah Wilayah kali ini mengambil inspirasi dari sejarah panjang SI, yang lahir bersamaan dengan Gerakan Kebangkitan Nasional pada tahun 1905. Organisasi ini berhasil memainkan peran kunci dalam mengusir penjajah Belanda, dan sejak saat itu, menjadi wadah perjuangan umat Islam untuk kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Timur.

Dalam sambutan pembukaan ditekankan bahwa regenerasi organisasi SI perlu dilakukan dengan menyusun program kerja yang nyata dan relevan. Musyawarah Wilayah menjadi langkah strategis untuk mewujudkan cita-cita ini, sekaligus menjawab tantangan zaman dan memastikan peran yang signifikan bagi umat dan bangsa.

Petunjuk Alquran dalam surat al-Hujurat ayat 10 dan Hadits Nabi Saw tentang pentingnya silaturahim menjadi landasan kegiatan ini. Tujuannya bukan hanya untuk mempererat ukhuwah Islamiyah dalam jamaah Syarikat Islam, tetapi juga untuk menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Jawa Timur di tengah polarisasi politik yang dapat merugikan bersama.

Lebih dari 150 perwakilan pengurus Pimpinan Cabang SI se-Provinsi Jawa Timur berkumpul untuk melanjutkan estafet kepemimpinan, mempererat ukhuwah Islamiyah, serta meneguhkan ikatan kebangsaan dan keummatan. Program kerja yang dihasilkan diharapkan mampu menjawab permasalahan internal, eksternal, dan umum yang dihadapi masyarakat Jawa Timur, dengan fokus pada kepentingan umat dan masyarakat.

Ketua Dewan Syura SI, Prof. Mukhtasor dikenal sebagai Guru Besar yang menguasai teknologi kelautan dan sumberdaya masyarakat pesisir. Mukhtasor mengembangkan energi alternatif untuk bagi masyarakat pesisir yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia, dengan limpahan cahaya matahari dan terpaan gelombang laut. Sementara itu, Ketua Umum SI Achmad Subagio adalah pakar pangan yang mengembangkan Mocaf, tepung singkong pengganti tepung terigu. 

“Mocaf adalah umbi singkong yang difermentasi, mengandung kalsium, fosfor, dan serat yang lebih tinggi daripada terigu. Selain itu, mocaf mengandung vitamin C dan fitoestrogen, yakni hormon yang berfungsi mencegah menopause dini bagi perempuan,” ungkap Subagio yang menjadi Guru Besar di Universitas Jember. Produk mocaf tidak hanya terkenal di Indonesia, namun juga sudah diekspor ke berbagai negara. Bila dikembangkan dengan serius, produk mocaf dapat menjadi salah satu alternatif diversifikasi dan kemandirian pangan Indonesia.

Dalam acara penutupan, Mukhtasor mengungkapkan harapan bukan hanya dukungan moral dan finansial, tetapi juga tenaga dan pemikiran dari seluruh elemen masyarakat. “Keberhasilan kegiatan organisasi diukur bukan hanya dalam kesuksesan penyelenggaraan musywil, tetapi juga dalam dampak positifnya terhadap kehidupan umat Islam dan masyarakat Jawa Timur secara keseluruhan,” simpul Muktasor.

Jawa Timur dengan segala potensinya merupakan barometer kebangkitan Indonesia. Semoga ridha Allah senantiasa menyertai setiap upaya dan bakti Syarikat Islam saat ini dan di masa yang akan datang.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement