Senin 20 Nov 2023 10:45 WIB

Biden Abaikan Desakan Presiden Jokowi Agar Setop Israel Serang Gaza

Presiden Jokowi yakin desakan dari Indonesia dan negara lain jadi pertimbangan Biden.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, AS, Selasa (14/11/2023).
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretari
Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, AS, Selasa (14/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak Presiden Amerika Serikat Joe Biden agar segera menghentikan kekejaman di Gaza serta dilakukannya gencatan senjata. Namun, ia menyebut Joe Biden tak memberikan tanggapannya.

"Saya bertemu di White house dengan Presiden Joe Biden, setelah itu bertemu lagi di San Fransisco di APEC. Di kedua tempat ini, saya menyampaikan secara langsung pentingnya kekejaman di Gaza dihentikan. Yang kedua gencatan senjata segera dilakukan dan yang ketiga perang segera distop," ujar Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Senin (20/11/2023).

Baca Juga

"(Presiden AS) Tidak menanggapi," tambah Jokowi.

Kepada Biden, Jokowi juga meminta agar bantuan kemanusiaan untuk masyarakat dipermudah masuk ke Gaza. Menurutnya, desakan tersebut disampaikannya baik saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Biden di Gedung Putih maupun saat menghadiri KTT APEC.

"Serta yang keempat, bantuan kemanusiaan harus dipermudah untuk bisa masuk ke Gaza, di Gedung Putih itu yang saya sampaikan, di APEC juga itu saya sampaikan secara tegas," ujar dia.

Menurut Jokowi, Presiden Biden belum memberikan tanggapannya karena masih menampung permintaan-permintaannya maupun hasil dari KTT Luar Biasa OKI. Namun ia meyakini desakan-desakannya tersebut akan menjadi pertimbangan Presiden Biden.

"Artinya, mungkin masih ditampung jadi pemikiran, saya kira dari apa yang kami sampaikan pasti dapat, saya pastikan dicatat, menjadi catatan," ungkap Jokowi.

Solusi dua negara

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement