REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyebut masih menyelidiki terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA kepada mahasiswi. Meski, hingga saat ini belum diketahui identitas dari mahasiswi yang diduga menjadi korban pelecehan tersebut.
Informasi terkait pelecehan seksual ini bermula dari unggahan salah satu pengguna media sosial X hingga menjadi viral. Namun, saat ini informasi yang diunggah tersebut sudah dihapus.
Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumber Daya FMIPA UNY, Ali Mahmudi mengatakan, pihaknya tetap akan menyelidiki apapun informasi yang beredar terkait dugaan pelecehan seksual tersebut. Termasuk menyelidiki identitas dari terduga korban yang saat ini masih diselidiki.
"Kami akan menyelidiki apapun informasinya untuk kebenarannya, dan sampai saat ini secara formal belum ada laporan ke kami, ke kampus maupun ke satgas yang memang kami tugasi untuk itu. Pelaporan secara langsung maupun lewat media apapun belum ada, kecuali satu pintu yang informasi melalui media sosial itu. Tetapi, informasi itu tidak akan kami abaikan, itu jadi pintu masuk bagi kami untuk mencari kebenaran," kata Ali saat dikonfirmasi Republika.co.id, Sabtu (11/11/2023).
Ali menegaskan bahwa pihaknya serius dalam menangani kasus dugaan pelecehan seksual ini. Bahkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Polda DIY.
"Polda sedang bekerja, sedang bergerak, andai nanti memang betul-betul ada korban, ya tentu kami akan berkoordinasi dengan tim kami Satgas Anti Kekerasan Seksual di UNY, termasuk Polda yang juga membantu proses ini," tegas Ali.
Seperti diketahui, sempat ada unggahan pesan di lini masa X oleh sebuah akun yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh kakak tingkatnya. Dalam pesan tersebut, diduga korban yang mengaku sebagai mahasiswa baru (maba) mengalami pelecehan seksual setelah berkenalan dengan kakak tingkatnya lewat acara yang digelar di kampus.
Ali menyebut, dalam pesan yang sudah dihapus tersebut, disebutkan nomor induk mahasiswa (NIM) dari terduga pelaku sehingga bisa dilacak. Sedangkan, untuk maba sendiri yang mengaku sebagai terduga korban belum diketahui identitasnya hingga saat ini.
"Dari media sosial itu tertera NIM (terduga pelaku) jelas yang itu kami bisa melacak, ketemu dan memang sudah kami panggil dan kooperatif," ungkap Ali.