Rabu 08 Nov 2023 07:08 WIB

Atasi Kemacetan, Pemerintah Bangun Jalur Layang Kereta Lintas Medan-Binjai

Kemenhub juga merevitalisasi jalur kereta Binjai-Besitang yang kelar Februari 2024.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah pekerja membentuk besi pondasi tiang pancang saat menyelesaikan pembangunan jalur kereta layang Medan-Binjai di Jalan Sekip, Kota Medan, Sumatra Utara, Selasa (30/8/2022).
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Sejumlah pekerja membentuk besi pondasi tiang pancang saat menyelesaikan pembangunan jalur kereta layang Medan-Binjai di Jalan Sekip, Kota Medan, Sumatra Utara, Selasa (30/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah membangun jalur layang kereta  lintas Medan-Binjai, Provinsi Sumatra Utara (Sumut) untuk mengurangi kerugian ekonomi akibat kemacetan di Medan dan sekitarnya. Pembangunan fisik saat ini sudah mencapai 35 persen.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Helson Siagian menjelaskan, pembangunan jalur layang kereta lintas Medan-Binjai merupakan bagian dari Proyek Prioritas Strategis dalam RPJMN 2020-2024 terkait pembangunan sistem angkutan umum massal di enam wilayah metropolitan.

Wilayah itu mencakup, Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar. "Pembangunan transportasi publik massal menjadi kebutuhan dan keniscayaan. Apalagi kemacetan di wilayah perkotaan berdampak besar bagi masyarakat dan pemerintah," ucap Helson, dikutip dari siaran pers KSP di Jakarta pada Rabu (8/11/2023).

Dia menjelaskan, kerugian ekonomi akibat kemacetan lantaran pertemuan kendaraan dan kereta sangat besar. Di wilayah Jabodetabek, misalnya kerugian ekonominya mencapai Rp 65 triliun per tahun. Sementara di Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar, jika digabung mencapai Rp 12 triliun per tahun.

Pembangunan jalur layang kereta lintas Medan-Binjai terdiri pembangunan jalur ganda sepanjang 6,8 kilometer, pengembangan Stasiun Medan, pembangunan dua stasiun baru, yakni Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal, serta pembangunan sistem persinyalan elektrik.

Proyek itu nantinya diharapkan dapat mendukung aktivitas masyarakat dan mobilitas para komuter atau penglaju di kawasan Medan-Binjai. Menurut Nelson, tentu saja pembangunan juga untuk meningkatkan daya tarik ekonomi dan investasi di wilayah sekitar.

"Ini wujud komitmen pemerintah dalam membangun sistem transportasi publik massal bagi masyarakat Kota Medan," kata Helson.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Medan, Dedik Tri Istiantara menyampaikan, saat ini sedang diupayakan percepatan pengadaan tanah dan penertiban aset lahan PT KAI agar konstruksi rel maupun stasiun dapat dikebut. "Proyek ini ditargetkan selesai pada Oktober 2024," jelas Dedik.

Menurut dia, pendanaan proyek jalur layang kereta lintas Medan-Binjai bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dengan nilai kontrak Rp 1,3 triliun. Selain itu, Kemenhub juga membangun dan merevitalisasi jalur kereta Binjai-Besitang yang ditargetkan dapat beroperasi pada Februari 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement