Selasa 07 Nov 2023 02:08 WIB

Indonesia Termasuk Negara Paling tak Sopan di Internet, Ini Penyebabnya

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gunakan ruang digital secara positif.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Internet. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Internet. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian Microsoft mengungkapkan, Indonesia menempati peringkat ke-29 dari 32 negara dalam hal penggunaan ruang digital yang tidak sopan. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyebutkan, hal itu terjadi karena sejumlah faktor, salah satunya penggunaan akun palsu.

"Banyak sekali akun-akun yang menggunakan nama samaran, sehingga mereka bukan diri mereka sebenarnya," kata Budi dalam keterangannya, Senin (6/11/2023).

Baca Juga

Kemudian, kata dia, faktor lain adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan ruang digital secara positif. Oleh karena itu, Budi mengimbau masyarakat untuk menggunakan ruang digital secara lebih teduh dan sejuk. "Kita bukan negara digital barbarian," kata Budi.

Budi pun mengingatkan, penggunaan teknologi digital juga harus dijaga agar tidak mengarah ke hal-hal negatif. Contohnya seperti penyebaran ujaran kebencian, fitnah, dan konten negatif lainnya.

"Bagaimana bisa Indonesia yang sudah terkenal sebagai negara yang begitu santun, menjadi kebun binatang penuh sumpah serapah di ranah digital?” kata dia.

Budi mengatakan, transformasi digital Indonesia adalah jalan panjang yang menantang. Jika semua pihak bekerja sama, maka transformasi digital menuju Indonesia Maju 2045 dapat diwujudkan.

Dia melihat, salah satu tantangan terbesar dalam transformasi digital Indonesia adalah membangun masyarakat digital yang produktif dan positif. Transformasi digital yang tengah dicanangkan pemerintah sebenarnya dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat.

Manfaat itu, kata Budi, hanya bisa dicapai jika masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital secara produktif. Selain produktif, masyarakat digital juga harus positif.

“Kementerian Kominfo ini kan enabler, fasilitator dan regulator menuju transformasi digital. Prinsip kami harus inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan. Itu penting,” imbuh dia.

Untuk mendorong SDM yang cakap digital, pihaknya juga telah meluncurkan dua program pendidikan dan pelatihan di bidang digital, yaitu Digital Talent Academy (DTA) dan Digital Entrepreneurship Academy (DEA).

Kedua program itu diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang digital, yang akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Sementara itu, Executive Director Comsnets Representative ID Ade Melita mengatakan, salah satu kunci untuk mengakselerasi transformasi digital di Indonesia adalah dengan membangun banyak "Silicon Valley" di Indonesia.

"Kita bisa mulai membuat banyak Silicon Valley harusnya karena negara kita kan luas nih, harusnya banyak Silicon Valley. Kita punya potensi itu,” ujar dia. 

Ade mengatakan, pembangunan Silicon Valley di Indonesia harus dimulai dari pendidikan. Untuk itu pemerintah dan swasta perlu bekerja sama untuk membangun pusat-pusat pendidikan teknologi di berbagai daerah di Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement