Jumat 03 Nov 2023 17:13 WIB

Melalui Seminar Digital Bisnis, UNM Ajak Masyarakat Pahami Teknologi AI

Kecerdasan Buatan menjadi momok menakutkan bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Kampus Digital Bisnis Universitas Nusa Mandiri (UNM) hadir membawa solusi dengan menyelenggarakan kegiatan Seminar Digital Bisnis.
Foto: Universitas Nusa Mandiri
Kampus Digital Bisnis Universitas Nusa Mandiri (UNM) hadir membawa solusi dengan menyelenggarakan kegiatan Seminar Digital Bisnis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran teknologi Artificial Intellegence (AI) atau Kecerdasan Buatan menjadi momok menakutkan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Untuk menyikapi persoalan tersebut Kampus Digital Bisnis Universitas Nusa Mandiri (UNM) hadir membawa solusi dengan menyelenggarakan kegiatan Seminar Digital Bisnis.

Berlokasi di Aula Rektorat Universitas Nusa Mandiri kampus Jatiwaringin, acara tersebut sukses berlangsung pada, hari Kamis (26/10/2023). Di samping itu, bertajuk ‘Pemanfaatan Artificial Intellegence (AI) untuk Membangun Citra Sekolah & Bisnis Digital’, seminar ini mengundang dua narasumber yang salah satunya merupakan Co-Founder Peluang.co, Rifki Ardiansyah.

Baca Juga

Saat pemaparan materinya, Rifki mengatakan kemunculan teknologi berbasis AI atau kecerdasan buatan berawal di tahun 1956. Namun, di saat itu minat dan dukungan terhadap teknologi tersebut sangat minim. Hingga akhirnya, di awal tahun 2000an kemajuan dalam teknologi komputer dan perkembangan algoritma memulai era baru dalam perkembangan AI.

“AI saat ini telah semakin berkembang senada dengan perkembangan teknologi lainnya. Seperti, Computing Power, Open Source Software, Internet, Mobile Devices, dan Big Data. Nah, Big Data ini yang merupakan kompnen terpenting bagi AI dalam melakukan tugasnya. Karena, tanpa itu AI bukan apa-apa,” tuturnya.

Big Data tersebut berasal dari informasi serta inspirasi yang dihasilkan oleh manusia. “Manusia yang menginspirasi teknologi, manusia yang mengajarkan AI dalam melakukan tugasnya. Jadi, sama halnya manusia, AI juga bisa berkomunikasi, sistem komunikasi tersebut dinamakan NLP (Natural Leanguage Processing),” tambahnya.

Untuk itu, ia mengajak semua peserta untuk tidak takut terhadap salah satu teknologi terbaharui tersebut. Bahkan ia mengajak untuk bisa memanfaatkannya dalam melakukan aktivitas yang bisa menjadi income, contohnya dalam berbisnis.

“Jangan takut AI, memang AI bisa membuat manusia tesingkir, namun itu hanya berlaku bagi mereka yang tidak punya keinginan dalam meningkatkan skill dan kualitas dirinya. Maka dari itu, fokuslah dalam meningkatkan skill terutama di bidang teknologi serta fokuslah terhadap apa yang ingin kalian capai, karena itu yang akan menjadi pondasi kalian untuk berkembang,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement