REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Prabowo Subianto berhasil membangun hubungan yang kuat dengan para ulama, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur. Hal tersebut bisa berimbas hadirnya dukungan kuat untuk Pilpres 2024.
"Efek sosialisasi Prabowo dengan para ulama akhir-akhir ini menghadirkan dukungan dari kalangan NU terutama Jawa Timur," kata peneliti Polling Institute Kennedy Muslim saat dihubungi di Jakarta, Kamis (02/11/2023).
Menurut Kennedy, Prabowo menjadi salah satu capres yang memiliki kedekatan hingga keakraban yang sangat kuat dengan para ulama NU. Hal itu terlihat ketika menteri pertahanan (menhan) tersebut menghadiri acara NU didampingi para habib, ulama, dan kiai.
Salah satu acara yang tidak terlupakan oleh Prabowo yakni pembukaan Munas dan Konbes Ulama NU. Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Jokowi dan tokoh penting NU, seperti Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.
Keaktifan Prabowo di kalangan NU tersebut tentu mengundang adanya dukungan dari warga Nahdliyin. Hal itu berdasarkan dari survei Polling Institute terbaru memperlihatkan kekuatan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran sangat tinggi di Jawa Timur dengan hasil 33,0 persen.
Tak hanya satu survei, di survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA periode terbaru yang menunjukkan warga mayoritas warga Mahdliyin mendukung Prabowo-Gibran dengan perolehan 44,6 persen. Raihan tersebut lebih unggul Ganjar-Mahfud 36,5 persen dan Anies-Muhaimin 15,0 persen.
Kennedy menjelaskan, wilayah Jawa Timur merupakan basis besar dari kalangan NU. Jadi tidak mengherankan pasangan Prabowo-Gibran elektabilitasnya sangat kuat di wilayah tersebut karena faktor dukungan warga NU. Analisis saya, pasangan Prabowo-Gibran tinggi di Jatim karena dukungan dari NU," ucap Kennedy.