Kamis 02 Nov 2023 09:49 WIB

3 WNI tak Mau Dievakuasi demi Bantu Warga Gaza

3 WNI tidak ikut dievakuasi dan memilih untuk tetap jalankan misi kemanusiaan di Gaza

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Rumah Sakit Indonesia di Gaza rusak akibat terkena bom di wilayah Gaza dan sekitarnya.
Foto: Tangkapan Layar/MER-C
Rumah Sakit Indonesia di Gaza rusak akibat terkena bom di wilayah Gaza dan sekitarnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) sedang mempersiapkan untuk kemungkinan evakuasi WNI dari Gaza pada  Rabu (1/11/2023 ). Hanya saja, kondisi di lapangan sangat dinamis, sehingga status rencana tersebut masih bisa saja berubah.

"Sekali lagi situasi tidak pernah dapat diduga," ujar Menlu RI Retno Marsudi saat memberikan keterangan kepada media pada Rabu.

Baca Juga

Retno menjelaskan, Kemlu telah mendapatkan informasi tentang kondisi WNI yang berada di Gaza berada dalam keaadan baik. Kontak terus dilakukan, meski seringkali komunikasi terputus dan kemudian dapat tersambung kembali.

"Untuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi, maka kita sudah gerakkan tim kita dari Kairo menuju Rafah, karena sekali lagi satu-satunya pintu  keluar yang tersedia adalah Rafah," ujar Retno.

Menlu pun terus memantau perkembangan yang ada dengan komunikasi yang intensif dengan tim yang berjalan dari Kairo ke Rafah. Tim tersebut mengalami pemeriksaan berkali-kali, melakukan antrean yang panjang.

"Nah setelah melalui pemeriksaan yang berlapis, tim kita dari Kairo sudah tiba di Rafah, tadi saya cek pukul 15.53 WIB," kata Menlu RI tersebut.

Saat ini, tim tersebut sudah berada di pintu Rafah di bagian Mesir. "Sekarang kita tinggal melihat apa yang akan terjadi di bagian Gaza," kata Retno.

Retno menjelaskan, evakuasi WNI ini pun kemungkinan tidak bisa dilakukan sekaligus. Mekanisme dari informasi yang diterima menunjukan pergerakan bertahap dan dengan mengutamakan keselamatan. "Sekali lagi, dengan mengutamakan keselamatan," ujarnya menegaskan.

Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha menjelaskan, data final yang diterima menunjukan terdapat 10 WNI yang berada di wilayah kantung Palestina. Namun, evakuasi hanya akan dilakukan terhadap tujuh orang saja.

Sebanyak tiga WNI yang tidak ikut evakuasi merupakan relawan lembaga kemanusian MER-C Indonesia. Mereka memutuskan untuk tetap di Gaza menjalankan misi kemanusian dan saat ini tinggal di Rumah Sakit Indonesia.

"Kami cuma siapkan proses evakuasi tetapi pilihan ke pribadi masing-masing. Kalau tiga orang relawan itu memilih tugas kemanusian dan kami hargai pilihan tersebut," ujar Judha.

Sedangkan Juru Bicara Kemlu RI Lalu Muhamad Iqbal menegaskan, proses evakuasi akan dilakukan dengan jaminan keamanan dari seluruh pihak. Mereka akan berangkat dari kediaman masing-masing hingga perbatasan Gaza dan nantinya bertemu dengan tim evakuasi.

"Jaminan keselamatan, kita tidak akan evakuasi kalau tidak ada jaminan mereka selamat dari rumah sampai perbatasan Rafah," ujar Iqbal.

Untuk WNI yang berada di Israel, Iqbal menyatakan, saat ini yang bertahan sebanyak 123 orang. Pada awal konflik 7 Oktober, terdapat 136 WNI yang berada di Israel, kemudian terdapat empat orang yang dievakuasi melalui Amman dan lainnya melakukan evakuasi pribadi melalui negara ketiga.

"Ada WA (whatsapp) group yang dipantau KBRI Amman dan mereka memilih tetap di sana karena merasa aman," ujar Iqbal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement