REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI--Andre (28), warga di kampung di Desa Setiadarma, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi mengaku tidak mengenal betul dengan dua orang yang telah ditangkap Densus 88 Antiteror pada Jumat (27/10/2023). Namun kedua terduga memang tinggal tak jauh rumahnya.
"Ya tetangga kehalangan beberapa rumah," kata Andre saat ditemui wartawan, Jumat (27/10/2023) malam.
Andre yang bekerja sebagai pedagang cilok itu mengatakan, tidak pernah mengenal secara pribadi dengan dua orang terduga teroris itu. Namun, keduanya pernah bersama istrinya beberapa kali beli dagangannya. "Pernah beli beberapa kali," katanya.
Andre mengatakan, keduanya bukan pelanggan setia yang selalu membeli cilok. Mereka beli ketika merasa ingin makan cilok. "Bukan pelanggan, beli kalau kepingin aja," katanya.
Meski tidak tahu siapa nama dua orang yang telah ditangkap Densus, namun Andre tahu seperti apa pakaian sehari-hari yang mereka gunakan. Keduanya selalu menggunakan pakaian gamis.
Andre memastikan, bahwa penangkapan terhadap terduga teroris ini merupakan yang pertama terjadi di wilayahnya. Dia berharap kampungnya tetap aman setelah penangkapan terduga teroris. "Kita ingin semua aman-aman aja," katanya.
Menurut Ketua RT04 RW02 Kampung Setiajaya, Dusun 1, Desa Setiadarma, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Parnoto mengatakan, dua orang warga Setiadarma itu ditangkap Densus di lokasi yang berbeda. Penangkapan pertaman seorang terduga teroris berusia sekira 40 tahun ditangkap di rumah kontrakan di RT04 RW02 Kampung Setiajaya, Dusun 1, Desa Setiadarma, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Penangkapan kedua di Dusun 3, RT04 RW02 Kampung Darmajaya, Desa Setiadarma, Tambun Selatan. Jarak antara kontrakan tersangka teroris satu dengan tersangka teroris sekitar 30 meter.
Parnoto menuturkan, sebelum terjadi penangkapan, ia didatangi anggota Binmaspol setempat yang kemudian diajak ke rumah kontrakan terduga teroris tersebut. Saat itu Parnoto tidak diberitahu maksud dan tujuan Densus ke kontrakan terduga.
"Saya didatangi Binmaspol, katanya 'ayo kita mau ada penangkapan', tida lama kita langsung meluncur, nah katanya bapak-bapak yang ada di situ itu dari Densus, tapi tidak memberikan informasi siapa yang ditangkap dan terkait kasus apa," katanya.
Saat tiba di lokasi, Pranoto diminta mengetuk pintu kontrakan terduga pelaku. Ketika pintu dibuka, Densus langsung menangkap terduga teroris tanpa perlawanan. "Saya yang ketuk pintu, setelah pintu dibuka, Densus sebut nama, habis gitu langsung ditangkap, nama yang dia sebut tidak jelas. Tidak ada perlawanan waktu ditangkap," katanya.
Selain Pranoto, Ketua RW02 Kampung Darmajaya, Abdul Basit Bastian juga menyampaikan proses penangkapan terhadap warganya yang tinggal di rumah kontrakan RT04 RW02 Kampung Darmajaya, Dusun 3, Desa Setiadarma, Tambun Selatan pada waktu bersamaan.
Abdul Basit mengatakan, di kontrakan ini, seorang pria berusia sekitar 30 tahun ditangkap Densus 88. "Yang ditangkap satu orang di rumah kontrakan, waktu ditangkap ada anak sama istrinya, tapi yang dibawa cuma suaminya aja," kata Abdul Basit Bastian.
Sejauh ini, Basit mengaku tidak mengetahui nama terduga teroris yang ditangkap tim Densus. Akan tetapi, kata dia, saat akan ditangkap, dirinya sempat mendengar petugas menyebut nama terduga pelaku.
"Jadi saya ketuk pintu kontrakan, setelah pintu dibuka, ada pertanyaan 'kamu Muklas ya?' Terus langsung ditangkap ditutup matanya, itu yang saya tahu, yang melakukan penangkapan pakai baju bebas," katanya.
Selain menangkap terduga dua pelaku, Basit menjelaskan, tim Densus juga mengamankan 13 item untuk dijadikan barang bukti. Seluruh barang bukti yang diamankan itu kebanyakan berupa buku. "Buku-buku yang dibawa, kayak buku tuntunan pelajaran dia atau bagaimana saya enggak ngerti, ada 13 item yang dibawa, kebanyakan buku," katanya.