Jumat 27 Oct 2023 13:41 WIB

Pengamat: Pengaruh Jokowi Sebagai Presiden Diperhitungkan di Pilpres 2024

Ada strategi politik di balik pemasangan Prabowo-Gibran.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo saat meladeni emak-emak di Padang pada acara penyerahan BLT di Gudang Bulog Sumbar, Rabu (25/10/2023)
Foto: Republika/ Febrian Fachri
Presiden Joko Widodo saat meladeni emak-emak di Padang pada acara penyerahan BLT di Gudang Bulog Sumbar, Rabu (25/10/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar politik Universitas Airlangga (Unair) Irfa’i Afham menyebut, ada strategi politik di balik pemasangan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Irfa'i mengatakan, pemasangan Gibran dengan Prabowo tidak lepas dari pengaruh dan hubungan keterkaitannya dengan Presiden Jokowi. "Mengingat kuasa Jokowi sangat besar dan mendominasi politik nasional," kata Irfa'i, Jumat (27/10/2023).

Baca Juga

Irfa'i melanjutkan, keterpilihan Gibran sebagai wali Kota Solo juga tidak lepas dari privilege keberhasilan Jokowi sebagai wali kota pada periode 2005-2012. Jejak Jokowi tersebut menjadi ‘karpet merah’ yang memuluskan Gibran saat maju dalam Pilkada Solo.

 

"Kepercayaan masyarakat Solo pada Jokowi secara tidak langsung akan juga diwariskan ke Gibran," ujarnya.

 

Irfa'i melanjutkan, jika ditinjau lebih mendalam dari sikap dan pernyataannya, Jokowi saat ini juga menunjukan memberi dukungan kepada Gibran sebagai cawapres Prabowo. Dukungan tersebut tersampaikan dengan konotasi restu, saat Jokowi ditanya terkait pencalonan Gibran.

 

"Power Jokowi sebagai presiden tentunya sangat diperhitungkan dalam pemilu 2024. Kita tidak bisa melepaskan Gibran dari pengaruh Jokowi sebagai presiden aktif saat ini, mengingat kuasa Jokowi sangat besar dan telah mendominasi sistem politik nasional," kata Irfai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement