Jumat 27 Oct 2023 05:43 WIB

Sungai Lemau: Kerajaan Warga Suku Rejang di Pesisir Barat Bagian Selatan Sumatra

Kisah suku Rejang di pedalaman Sumatra

Pasar suku di wilayah suku Rejang, bengkulu, tahun 1941
Foto:

PESTA REUNI MEGO: KEJAI ATAU BIMBANG

Kejai adalah suatu bentuk pesta suku bangsa Rejang, yang mana selaras dengan peraturan serta syarat-syarat yang ditentukan oleh adat bimbang.

Pesta ini biasanya diselenggarakan untuk menyemarakkan perkawinan, khitan, bertindik (hanya untuk anak perempuan), memotong gombak (setumpuk rambut di bayi laki-laki yang dibiarkan tumbuh memanjang).

Selain itu juga dipakai sebaca acara menobatkan Kepala Adat, pemberian tanda jasa, serta khatam Al-Qur’an. Ikatan dan persatuan dari antar mego pun dapat terlihat dengan jelas pada penyelenggaraan kejai atau bimbang ini dikarenakan gotong royongnya dan kebersamaannya yang sangat melekat antar mego.

Pesta Kejai ini memiliki 25 orang yang memiliki peran dan tugasnya masing-masing. Tradisi yang melekat dalam acara Kejai adalah akan diberikan ibeun, punjung, dan serao kepada mereka yang diangkat menjadi master of ceremony tersebut.

Ibeun adalah sirih lengkap dengan pinang kapur, Punjung adalah nasi yang berbentuk kubang dengan ayam panggang berada di puncaknya, serta Serao yang merupakan ketan dengan kelapa dan gula enau. Suguhan ini juga akan diberikan kepada para tuai kejai tersebut tatkala upacara kejai diakhiri.

Penyembelihan kerbau juga lazim dilakukan, serta beberapa ekor kambing dan puluhan ekor ayam. Daging kerbau ini akan diberikan kepada balai serta dibagikan kepada warga dusun yang menerima tamu-tamu bermalam dirumah mereka.

Dalam pesta kejai sendiri pun, hanya gadis dan bujang saja yang diperbolehkan untuk menari bersama dan harus memiliki mego yang berbeda. Karena itulah, masing-masing dari mego harus hadir mewakili megonya dalam pesta ini.

Ikatan serta hakikat mego ini memiliki makna yang merujuk pada persatuan serta kesatuan yang sangat erat. Dalam cara penyelenggaraan dan pengorganisasian acara kejai ini, harus melibatkan banyak orang sehingga terlihat tali persaudaraan dikalangan orang Rejang.

Kegiatan ini tidak dapat dipikul hanya satu pihak saja, melainkan seantero masyarakat Rejang harus turut membantu memberikan bantuan. Maka dari itu, warga-warga dari marga-marga sekitarnya turut diundang pula untuk datang ke pesta tersebut.

Kejai pun menjadi suatu media pendekatan bagi suku Rejang yang sangat erat dengan tali persaudaraan dan juga gotong royong untuk saling mendekatkan diri.

 Lihat lanjutan tulisan pada halaman berikutnya....

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement