Kamis 26 Oct 2023 03:15 WIB

Berbicara di DK PBB, Menlu RI Sorot Aksi Israel Bombardir Rumah Sakit dan Tempat Ibadah

Retno mengutuk agresi Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Jalur Gaza

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Sidang Dewan Keamanan PBB
Foto: VOA
Sidang Dewan Keamanan PBB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyoroti aksi pengeboman rumah sakit dan tempat ibadah yang dilakukan Israel di Jalur Gaza saat berbicara di Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB tentang Palestina yang digelar di kantor PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (24/10/2023) waktu setempat. Retno kembali mengutuk agresi Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Jalur Gaza.

“Menyerang rumah sakit, tempat-tempat religius, memblokade akses terhadap listrik, air, bahan bakar, dan menggusur populasi Jalur Gaza dilakukan sebagai hukuman kolektif,” ujar Retno, seperti dikutip dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (25/10/2023).

Baca Juga

Terkait situasi tersebut, Retno mendesak Dewan Keamanan PBB mengemban tugas dan tanggung jawabnya. “Bagaimana Anda akan menjalankan tanggung jawab Anda? Kapan Anda akan menghentikan perang di Gaza? Menciptakan gencatan senjata, membuka akses bantuan kemanusiaan, menyerukan pembebasan segera warga sipil, menghentikan pendudukan ilegal Israel?” ujar Retno.

Dia menekankan, ketiadaan aksi dari Dewan Keamanan PBB akan semakin memberikan dampak mengerikan bagi warga Palestina di Gaza. “Berapa banyak lagi nyawa yang harus hilang sebelum Dewan (Keamanan) mengambil tindakan?” ucapnya.

Retno mengatakan, Indonesia menyerukan tiga hal terkait situasi di Jalur Gaza pada Dewan Keamanan PBB. Pertama, seruan bersama untuk gencatan segera. “Merupakan kewajiban kita bersama untuk mengakhiri siklus kekerasan sebelum meningkat menjadi bencana regional dan global,” ujarnya.

Kedua, prioritas akses kemanusiaan. Retno mengingatkan, lebih dari 2 juta orang di Gaza menggantungkan hidup mereka untuk kebutuhan dasar kemanusiaan. “Konvoi pengiriman bantuan sebagian besar tidak dapat bergerak dan selalu berada dalam bahaya baku tembak. Dewan Keamanan harus segera mendesak agar akses kemanusiaan aman dan tanpa hambatan serta penghormatan terhadap hukum humaniter,” kata Retno.

Ketiga, melampaui politik, mengembalikan kemanusiaan ke Dewan Keamanan PBB. “Silakan gunakan kekuatan besar Anda untuk menjadi lebih manusiawi. Rakyat Palestina berhak mendapatkan hak dan perlakuan yang sama. Kita semua adalah manusia. Kita semua berhak memiliki rumah. Kita harus menolak perpindahan warga Palestina. Kita tidak boleh membiarkan tragedi 1948 terulang kembali,” ucap Retno.

“Dewan Keamanan mempunyai kekuasaan yang besar, dan dengan kekuasaan yang besar terdapat pula tanggung jawab yang besar untuk mengatasi situasi saat ini di Gaza, mengatasi akar permasalahannya, dan memastikan jalan menuju solusi dua negara,” tutup Retno. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement