Ahad 22 Oct 2023 09:20 WIB

Harimau Sumatra Menampakkan Diri di Siak

Harimau Sumatra merupakan hewan yang dilindungi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi harimau.
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Ilustrasi harimau.

REPUBLIKA.CO.ID,  PEKANBARU -- Harimau Sumatra atau Panthera Tigris Sumatrae, terpantau menampakkan diri di KM 14 Doral, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Riau. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau, Genman S Hasibuan, meminta pekerja yang beraktivitas di area dekat kemunculan harimau tersebut agar menghindari jam aktif harimau.

Genmar menyebut satwa dilindungi itu dilaporkan muncul, pada Sabtu (21/10/2023) sekitar 08.15 WIB. 

Baca Juga

“Sebelumnya Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau menerima laporan video. Hewan yang memiliki nama latin panthera tigris sumatrae itu terekam kamera gawai milik sekuriti PT Arara Abadi,” kata Genman.

Genman menyebut tim BBKSDA Riau Resort Siak sudah menuju lokasi untuk mencegah adanya konflik harimau tersebut dengan manusia.

"Tim sudah berkordinasi dengan pihak sekuriti perusahaan yang berjaga, menanyakan perihal video tersebut. Saksi mengatakan melihat harimau sumatra," kata Genman. 

Genman menjelaskan harimau itu muncul dihabitat alaminya karena masih satu hamparan dengan kawasan Taman Nasional (TN) Zamrud. Menurut Genman, petugas BKSDA di lapangan juga sudah memasang satu kamera trap di tempat yang diinformasikan harimau sumatra muncul.  

“Tim melaporkan harimau diduga muncul karena ternak sapi berkeliaran di area konsesi HTI," kata Genman. 

Pihaknya mencatat, sebelumnya harimau sumatra pernah memangsa seekor ternak sapi di kawasan tersebut.  

"Petugas di lapangan sudah menghimbau para pekerja dan masyarakat di sekitar berhati-hati saat harimau sumatra aktif pada waktu sore sampai pagi hari," ujar Genman menambahkan.

Harimau sumatra adalah populasi Panthera tigris sondaica yang mendiami pulau Sumatra. Harimau ini satu-satunya anggota subspesies harimau sunda yang masih bertahan hidup hingga saat ini.

Ia termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.

Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di Pegunungan Bukit Barisan.

Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement