REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan warga dan kiai di Jawa Tengah (Jateng) secara serempak mendeklarasikan dukungan kepada capres Prabowo Subianto. Dalam acara yang bertajuk 'Rembang Bersholawat dan Deklarasi Dukungan untuk H Prabowo Subianto Presiden 2024' pada Rabu (18/10/2023) malam WIB, terlihat ribuan peserta antusias mengikuti acara tersebut.
Koordinator Kiai Jateng, KH Matoya Zainul Ulum Kasbullah mengatakan, acara dukungan tersebut diberikan sepenuh hati untuk memenangkan Prabowo pada Pilpres 2024. Dia meyakini, Prabowo adalah figur capres yang tepat untuk menjadi presiden Indonesia periode selanjutnya.
"Kami kiai Jawa Tengah mendukung penuh Bapak calon presiden Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden 2024 untuk menjadi Presiden Indonesia selanjutnya periode 2024-2029," kata Kiai Matoya di Lapangan Sepak Bola Desa Tireman, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dikutip Kamis (19/10/2023).
Dia menjelaskan, Prabowo adalah sosok pemimpin yang paling tepat dan juga amanah untuk Indonesia saat ini. Dia menilai, Prabowo adalah sosok capres yang berkomitmen penuh meneruskan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi.
"Bapak Prabowo Subianto merupakan pemimpin tepat untuk mengemban amanah sebagai Presiden Indonesia untuk kemaslahatan masyarakat dan umat di Indonesia," ujar Kiai Matoya.
Tak hanya itu, Kiai Matoya juga mengajak kepada seluruh warga masyarakat dan pesantren yang ada di Jateng untuk turut memberikan dukungan kepada Prabowo. Ia yakin, Prabowo bisa membawa kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat termasuk para kiai, santri yang ada di Jateng.
"Kami berkomitmen menyosialisasikan Bapak Prabowo Subianto kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah dan Indonesia dengan cara yang sopan dan santun serta tidak melanggar nilai-nilai Islam dan undang-undang. Wis wayahe Prabowo neruske Jokowi untuk Indonesia Maju," tuturnya.
Acara Rembang Bersholawat juga dihadiri, Habib Ahmad Zaenal Abidin Al Jufri dari Jepara, KH Ansori Al Hafidz dari Sluke, Rembang, kemudian KH Abdullah Surohmat dari Jepara, KH Ahmad Jahir Muzakka dari Rembang, KH M Nurul Huda dari Mojokerto, KH Saiful Anwar dari Rembang, KH Romo Sri Hartono dari Solo, dan KH Abdul Jamil dari Rembang.