Selasa 17 Oct 2023 16:08 WIB

Dorong Pembangunan Berkelanjutan dengan Pengoptimalan Pengolahan Sampah

Jenis sampah terbanyak adalah sisa makanan dan sampah plastik.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
 Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) timbulan sampah Indonesia pada 2022 mencapai 35.833.450 ton per tahun. ilustrasi
Foto: Antara/Henry Purba
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) timbulan sampah Indonesia pada 2022 mencapai 35.833.450 ton per tahun. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan sampah Indonesia pada 2022 mencapai 35.833.450 ton per tahun. Adapun jenis sampah terbanyak adalah sisa makanan 40,7 persen, disusul sampah plastik 18 persen. 

Direktur Pengembangan dan Inovasi PT Mustika Ratu Kusuma Ida Anjani menganggap dampak dari limbah sisa makanan ini sangat besar bagi keberlanjutan lingkungan, sehingga diperlukan langkah nyata untuk mengurangi produksi sampah. PT Mustika Ratu, kata dia, sudah memulai langkahnya dengan melakukan pengaturan pengolahan sampah. 

Baca Juga

"Pabrik kami fokus memproduksi kosmetik dan jamu, dan kita menghadirkan dua jenis sampah ada sampah yang bernilai ekonomis, dan disitu kami punya partner yang bisa mengolahnya,” kata Kusuma saat menjadi narasumber dalam FPEB Leaders Talk di Universitas Pendidikan Indonesia, Kota Bandung, Selasa (17/10/2023).   

“Satu jenis sampah lainnya adalah ampas jamu dan jumlah sampahnya cukup tinggi makanya kami olah jadi pupuk yang kami gunakan di internal pubrik untuk menanam tanaman produktif seperti sayuran dan buah-buahan," katanya.

Selain itu, kata Kusuma, PT Mustika Ratu juga menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang. Meski memerlukan biaya produksi yang lebih mahal, yang juga berdampak pada harga produk, Kusuma menganggap bahwa keberlanjutan lingkungan menjadi aspek yang lebih penting. 

"Maka kami mengutamakan packaging yang lebih ramah lingkungan. Internal action juga ada regulasi, salah satunya WFH untuk meningkatkan efisiensi penggunaan listrik dan air makanya kami ingin mengurangi itu," ujar Kusuma. 

"Kita juga perhatikan dari pemilihan bahan baku, kita gunakan bahan baku yang bisa dibudidayakan sehingga tidak perlu mengorbankan ekosistem atau vegetasi alam," katanya. 

Sementara, dalam upaya menggencarkan penyelesaian masalah sampah, Pemerintah Kota Bandung akan melebarkan akselerasi penanganan sampah ke seluruh elemen masyarakat. Ketua Harian Satgas Darurat Sampah Ema Sumarna menyampaikan, pihaknya telah melakukan pendekatan ke seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pedagang, pengusaha, hingga akademisi.  

Ema menekankan, penanganan sampah ini tak bisa hanya dilakukan Pemkot Bandung. Perlu ada dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, ia berharap seluruh lini memiliki peran untuk mengolah sampah.

"Kita sudah melakukan pendekatan dengan mal-mal di Kota Bandung. Lalu sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, rumah ibadah, hotel, dan restoran. Harapannya mereka juga bisa menyelesaikan sampah di tempatnya masing-masing, sehingga meminimalisir produksi sampah ke Sarimukti," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement