Jumat 13 Oct 2023 19:36 WIB

345 Kosakata Bahasa Aceh Berpeluang Dimasukkan ke KBBI

Bahasa Aceh merupakan kearifan lokal Indonesia.

Kemendikbud mengeluarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kelima.
Foto: Priyantono Oemar/ Republika
Kemendikbud mengeluarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kelima.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Balai Bahasa Provinsi Aceh menyampaikan bahwa tahun ini ada kurang lebih 345 kosakata bahasa Aceh yang berpeluang dimasukkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

"Tahun ini ada sekitar 345 kosakata bahasa Aceh yang berpotensi diterima dalam KBBI dari 646 kosakata yang dibahas dalam sidang komisi bahasa daerah oleh Balai Bahasa Aceh," kata Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional Perkamusan dan Peristilahan Balai Bahasa Provinsi Aceh Zulfahmirda Matondang di Kota Banda Aceh, Jumat (13/10/2023).

Baca Juga

Sebanyak 301 kosakata bahasa Aceh lainnya, menurut dia, tidak dapat diusulkan untuk dimasukkan ke KBBI karena belum memenuhi kriteria pengusulan pemasukan kosakata bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia.

Balai Bahasa Provinsi Aceh telah melaksanakan Sidang Komisi Bahasa Daerah (SKBD) bersama tim redaksi KBBI dari Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa serta penutur bahasa Aceh pada awal Oktober 2023.

Sidang itu dilaksanakan untuk memverifikasi kosakata bahasa daerah yang dapat memperkaya kosakata bahasa Indonesia.

Zulfahmirda menyampaikan beberapa contoh kosakata bahasa Aceh yang dapat diusulkan untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia, seperti boinan (kekayaan berupa aset tidak bergerak) dan seungeu /sĕ.ngĕ/ (menggado dengan jumlah sedikit).

Kosakata bahasa Aceh lain yang diusulkan masuk ke KBBI yakni silik (mencolek dan mengusapkan sesuatu seperti mengoleskan kapur pada daun sirih), seumapa /sĕ.ma.pa/ (berbalas pantun yang ditampilkan saat perkawinan, penyambutan pejabat negara, dan acara resmi lainnya), serta jampok (suka memuji diri sendiri).

Zulfahmirda menjelaskan bahwa kosakata bahasa daerah dapat diusulkan masuk ke KBBI apabila memiliki keunikan, memiliki konsep yang belum ditemukan dalam bahasa Indonesia, atau belum dimuat dalam KBBI.

"Selanjutnya, eufonik (kosakata enak didengar atau mudah dihafalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia), kerap digunakan, dan berkonotasi positif," katanya.

Ia menyampaikan bahwa pengusulan pemasukan kosakata bahasa daerah di Provinsi Aceh ke dalam bahasa Indonesia juga dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Menurut dia, ada 141 kosakata bahasa Aceh, 176 kosakata bahasa Gayo, dan 50 kosakata bahasa Alas yang sudah masuk ke KBBI.

"Jumlah kosakata bahasa daerah Aceh dalam KBBI tersebut masih bisa bertambah lagi kedepannya, karena akan terus diperbaharui," demikian Zulfahmirda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement