Jumat 13 Oct 2023 00:11 WIB

Potensi Deadlock dalam Penentuan Cawapres Prabowo

Prabowo akan membahas kandidat cawapres bersama koalisi pada Jumat malam.

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep di kediamannya, Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Foto:

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi juga menilai ada potensi deadlock di Koalisi Indonesia Maju, karena partai politik di dalamnya mengusulkan nama pendamping Prabowo. Partai Golkar mendorong Airlangga Hartarto, Partai Amanat Nasional (PAN) mengusulkan Erick Thohir, dan Partai Bulan Bintang (PBB) mengajukan Yusril Ihza Mahendra. 

"Nah Gibran itu menjadi titik temu di situ, karena dia bukan berasal dari partai pendukung Pak Prabowo, tetapi pertanyaannya apakah Pak Jokowi mengizinkan," ujar Burhanuddin, Kamis. 

Burhanuddin menjelaskan bahwa jika MK mengabulkan gugatan terkait usia minimal capres dan cawapres, tak semata-mata menjadikan Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo Subianto. Jikalau MK mengabulkan gugatan tersebut, restu Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Gibran menjadi satu kunci penting jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Jika Jokowi merestui Gibran menjadi bakal cawapres dari Prabowo, akan ada hubungan yang beririsan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Bukan tak mungkin, akan terjadi konfrontasi yang semakin dalam dengan Megawati Soekarnoputri.

"Pertanyaannya apakah Pak Jokowi mengizinkan? dilihat apakah Gibran dapat memenangkan Pak Prabowo atau tidak? Dan hubungan Pak Jokowi dengan Ibu Mega, kalau misalnya Prabowo-Gibran jadi didaftarkan artinya Presiden Jokowi mengizinkan, ya kita bisa menyaksikan konfrontasi yang makin dalam antara Presiden Jokowi dan presiden Megawati," ujar Burhanuddin.

Jika Gibran direstui sebagai bakal cawapres dari Prabowo, ia berpotensi menjadi aset elektoral bagi Menteri Pertahanan itu. Sebab, pendukung Wali Kota Solo itu beririsan langsung dengan basis pemilih Jokowi dan PDIP di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Suara Gibran diambil dari basis pendukung Pak Jokowi yang beririsan dengan PDI Perjuangan, jadi suara-suara di basis atau kantong Ganjar Pranowo di Jawa Tengah dan Jawa Timur kemungkinan besar yang akan tergerogoti, kalau misalnya Gibran tampil sebagai aset elektoral," ujar Burhanuddin.

"Dan itu yang menjelaskan penolakan-penolakan besar, terutama dari elite PDI Perjuangan sejak munculnya Gibran sebagai calon wakil presiden Pak Prabowo. Jadi poin saya adalah belum tentu Gibran akan serta merta menjadi cawapres Pak Prabowo, meskipun MK mengabulkan," sambungnya.

 

 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menanggapi adanya gerakan dari elemen Partai Gerindra untuk memasangkan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka. Ia sendiri percaya diri dengan pengkaderan yang dilakukan partainya dan membentuk keloyalitasan.

"Ya seluruh kader-kader PDI Perjuangan ini kan sudah digembleng, sudah digembleng mentalnya, sudah digembleng spiritualitasnya, sudah digembleng komitmennya, satunya kata dan perbuatannya," ujar Hasto di Kantor Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP), Jakarta, Rabu (11/10/2023) malam.

"Sehingga ini yang dibangun oleh PDI Perjuangan adalah suatu kultur kekaderan yang disertai dengan loyalitas, disertai dengan kesadaran untuk menyatu dengan rakyat," sambungnya.

Hasto sendiri percaya diri dengan penggemblengan kader tersebut, yang tak akan membuat Gibran goyah. Mengingat Gibran sudah melalui proses tersebut dan berhasil menjadi Wali Kota Solo.

"Yang terus digembleng, khususnya jiwa ideologisnya, komitmen kerakyatannya dan mampu menggunakan kekuasaan politiknya bagi kepentingan rakyat," ujar Hasto.

photo
Para bakal capres mulai mengumbar janji politiknya. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement