Ahad 08 Oct 2023 23:52 WIB

Silahturahmi ke Ponpes Al-Jauhariyah, Ganjar Dapat Sorban hingga Diskusi soal Pendidikan

Ketika tiba, Ganjar langsung disambut meriah oleh para santri.

Suasana di Ponpes Al-Jauhariyah Balerante, Palimanan, Kabupaten Cirebon, Muhammad Faqih, pada Ahad (8/10/2023).
Foto: Dok. Web
Suasana di Ponpes Al-Jauhariyah Balerante, Palimanan, Kabupaten Cirebon, Muhammad Faqih, pada Ahad (8/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar kembali melakukan silahturahmi dengan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Jawa Barat. Kali ini, dia bersilahturahmi dengan pengasuh Ponpes Al-Jauhariyah Balerante, Palimanan, Kabupaten Cirebon, Muhammad Faqih, pada Ahad (8/10/2023).

Ketika tiba, Ganjar langsung disambut meriah oleh para santri yang melantunkan shalawat. Para santri pun juga berebut untuk mencium tangan Ganjar ataupun mengajak berfoto. “Pak Ganjar, Bapak Ganjar,” teriak para Santri.

Baca Juga

Lalu Ganjar diajak berjalan menuju ke sebuah ruangan untuk menemui dan berdikusi dengan para pengasuh Al-Jauhariyah Balerante. Setelahnya dia kemudian diberikan sorban berwarna merah oleh Pimpinan Ponpes Al-Jauhariyah Balerante, Muhammad Faqih.

Ganjar yang mendapatkan sorban merah pun melontarkan senyum kepada Pimpinan Ponpes Al-Jauhariyah Balerante. Setelah itu, Ganjar pun melaksanakan salat zuhur bersama dengan pengurus Ponpes Al-Jauhariyah Balerante.

Ditemui usai acara, Ganjar menyampaikan bahwa banyak hal yang dibicarakan dalam silahturahmi kali ini. Seperti bagaimana cara mengembangkan pondok pesantren baik dari santri beserta fasilitasnya.

“Bertemu dengan para santri dengan para Kiai tadi kita bicara banyak hal tentu bagaimana mengembangkan pesantren, ada soal sekolah, soal fasilitas termasuk tadi bagaimana kita berdikusi soal meningkatkan para santri,” kata Ganjar.

Ditekankan Ganjar jika berbicara mengenai ilmu agama pastinya para santri sudah menguasainya. Akan tetapi, untuk dari segi keterampilan bisa dibilang para santri masih membutuhkan hal ini karena fasilitas di Ponpes belum merata.

“Kalo Ilmu agama sudah selesai, nah sekarang butuh keterampilan, dan itu butuh fasilitas dari pendidikan dan maka kalo  kemudian ini bisa dikembangkan secara bersama-sama, maka para santri ini Insyallah ilmu agamanya mampu, tapi keterampilan hidupnya ada,” ucap Ganjar.

“Nanti kalo kerja di masyarakat mereka menjadi orang-orang yang mandiri. Dan ini adalah kawasan yang cukup bersejarah, karena sudah sangat tua (tahun) 1.700an berdirinya tentu punya banyak pengalaman yang bagus,” ujar Ganjar.

Lebih jauh, Ganjar menyatakan para santri yang ada di Ponpes membutuhkan pembinaan  agar dapat mengasah kemampuannya. Ia berharap hal ini bisa menjadi sebuah perhatian bagi semua pihak. “Tapi sekali lagi butuh banyak pembinaan dari pemerintah,” ucap dia.

Selain mengunjungi Ponpes Al-Jauhariyah Balerante, Ganjar juga  bersilahturahmi dengan para Kuwu. Adapun Kuwu adalah sebutan yang lazim digunakan untuk kepala desa di wilayah bekas Kesultanan Cirebon, seperti Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Kuningan.

“Maka dari itu banyak sekali disampaikan termasuk para kuwu yang menyampaikan persoalan-persoalan gang ada di desa. Tata kelola pemerintah yang baik, bagaimana mensejahterakan masyarakat desa,” kata Ganjar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement