Senin 09 Oct 2023 00:15 WIB

AIS Forum Berbagi Pengalaman Banyak Negara Tangani Persoalan Laut

Indonesia kuatkan solidaritas atasi permasalahan maritim.

Ilustrasi memanfaatkan kawasan pesisir.
Foto: Dok. RPG
Ilustrasi memanfaatkan kawasan pesisir.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI – Sebanyak 25 utusan berbagai negara di dunia akan menghadiri KTT AIS Forum 2023. Acara itu akan membahas bagaimana masing-masing negara menangani persoalan kelautan. 

Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (KTT AIS) Forum 2023 yang akan digelar di Nusa Dua, Bali pada 10-11 Oktober 2023. Kegiatan ini akan dihadiri lebih dari 25 negara partisipan KTT AIS Forum 2023 yang telah melakukan konfirmasi kehadirannya pada rangkaian kegiatan tersebut. 

Baca Juga

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi mengatakan bahwa KTT AIS Forum 2023 merupakan upaya Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat. 

“AIS Forum 2023 dibentuk untuk memperkuat kepemimpinan Indonesia di forum internasional dan menjadi komitmen Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sabagai bangsa bahari yang unggul,” jelasnya. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kepala Sekretariat KTT AIS Forum 2023, Riny Modaso mengatakan bahwa KTT AIS Forum 2023 ini harus mengedepankan penguatan solidaritas untuk menangani berbagai permasalahan di bidang maritim. Hal tersebut didasari atas prinsip bahwa AIS Forum diinisiasi sebagai wadah untuk mengatasi permasalahan kelautan secara global yang bertujuan memperkuat kolaborasi antar negara pulau dan kepulauan. 

“Negara pulau dan kepulauan umumnya menghadapi permasalahan kemaritiman yang sama, yaitu adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang menyebabkan naiknya permukaan air laut, penanganan bencana, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik. Di forum inilah perlu adanya upaya kolektif untuk mengatasi isu tersebut,” ujarnya. 

“Inilah yang kemudian menjadi acuan bagi AIS Forum 2023 membawa pesan kunci solidaritas sebagai salah satu tema turunan, sekaligus membawa dua bahasan pokok lainnya yaitu Ekonomi Biru serta Laut Kita, Masa Depan Kita,” tambahnya. 

Dalam perkembangannya, Riny menjelaskan bahwa negara-negara partisipan AIS Forum 2023 saling berkolaborasi dan bekerja sama melalui program-program yang dilakukan oleh Sekretariat AIS Forum 2023. 

“AIS Forum 2023 terus memfasilitas upaya untuk mempererat solidaritas antar negara pulau dan kepulauan. Nilai-nilai solidaritas tersebut kemudian diwujudkan dalam berbagai program kerja seperti program Joint-Research dalam bidang riset dan pengembangan,” ucapnya. 

Pandangan serupa juga diungkapkan perwakilan Indonesia pada Konferensi Penelitian dan Pengembangan (R&D Conference AIS) Alexander Muhammad Khan meyakini ajang ini sebagai salah satu peluang mencari jalan keluar bagi permasalahan iklim yang dialami banyak pihak. 

"AIS Forum merupakan salah satu kesempatan bagi negara-negara pulau dan kepulauan untuk mencari solusi bersama mengatasi perubahan iklim," ujar Alexander. 

Alexander, yang juga merupakan peneliti di Universitas Padjadjaran, mengatakan bahwa kehadiran AIS Forum menjadi sangat penting karena negara-negara pulau dan kepulauan saat ini sama-sama menghadapi musuh nyata dari perubahan iklim. 

Dengan Indonesia menjadi tuan rumah KTT AIS Forum 2023, diharapkan dapat memperkuat relevansi negara pulau dan kepulauan dalam menghasilkan perkembangan isu, memperkuat posisi di bidang maritim sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan, dan merespon berbagai tantangan global. 

Untuk itulah, keketuaan Indonesia pada KTT AIS Forum 2023 dengan tema “Fostering Collaboration, Enabling Innovation for Our Ocean and Our Future” dimaksudkan untuk mewujudkan negara pulau dan kepulauan menjadi lebih kompak dan unggul sehingga dapat menjadi motor dan berkontribusi bagi pertumbuhan kemaritiman yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement