REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan bekerja dari rumah (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menekan polusi udara di DKI Jakarta menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah pengguna transportasi pada Agustus 2023 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). "WFH berdampak terhadap penurunan pengguna transportasi kereta api," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, dalam rilis BPS terkait perkembangan transportasi, di Jakarta, Senin (2/9/2023).
Amalia mengatakan, kebijakan yang diberlakukan pada akhir Agustus 2023 itu tercatat telah menurunkan jumlah pengguna kereta berbasis rel listrik (KRL) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Selain kebijakan bekerja dari rumah, Amalia menambahkan, faktor lain yang menyebabkan jumlah pengguna transportasi kereta api menurun yaitu pemangkasan kapasitas penumpang KA ekonomi jarak jauh dengan menurunkan kuota tiket tanpa kursi dari 20 persen menjadi 50 persen.
Kebijakan yang diterapkan pada 1 Agustus itu diberlakukan bagi KA yang menerima subsidi dengan skema Publik Service Obligation atau PSO.
"Secara umum moda transportasi kereta apj turun dari 32,95 juta jiwa pada Juli 2023, menjadi 31,32 juta jiwa pada Agustus 2023," kata Amalia.
Selanjutnya, menurut Amalia, penurunan jumlah pengguna transportasi juga terjadi pada angkutan udara domestik dan angkutan laut domestik. Pengguna angkutan udara domestik turun dari sebelumnya 5,96 juta jiwa menjadi 5,21 juta jiwa. Sementara angkutan laut domestik menyusut dari 1,84 juta jiwa pada Juli 2023 menjadi 1,71 juta jiwa pada Agustus 2023.
Di sisi lain, jumlah pengguna angkutan udara internasional justru mengalami peningkatan dari 1,32 juta jiwa menjadi 1,56 juta jiwa. Kenaikan ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya penambahan rute penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kuala Namu.
Faktor lainnya yakni dibukanya kembali program keberangkatan jamaah umroh 2023, setelah sebelumnya ditutup untuk persiapan pemberangkatan jamaah haji.